Orang
bilang, kopi itu pahit. Aku setuju ketika orang bilang begitu pada dasarnya
kopi memang pahit. Tapi ketika kopi tersebut diseduh dengan air panas, dan
diaduk dengan beberapa sendok gula kopi itu tidak lagi pahit. Ada rasa manis
yang terselip di dalam setiap teguk kopi tersebut. Aroma kopi yang menyeruak
dari sebuah cangkir, terkadang menggoda setiap hidung untuk sekedar
menghirupnya. Bahkan tidak jarang juga orang yang menghirup aroma itu ikut
menikmati secangkir kopinya. Memang, tidak semua orang suka menikmati kopi tapi kebanyakan orang tidak pernah menolak walaupun, hanya secangkir kopi. Tidak
semua orang suka dengan secangkir kopi hitam tapi, kebanyakan orang lebih
menyukai secangkir kopi hitam entahlah, setiap indra pengecap yang orang-orang
itu punya memiliki opini tersendiri, bagaimana ia menggambarkan kopi itu.
Saat
ini aku ingin menggambarkanmu, menggambarkan raut wajahmu, menggambarkan betapa
kuatnya jiwamu, menggambarkan betapa kerasnya garis wajahmu, dan menggambarkan
betapa hitam kulitmu, ya, sehitam kopi. Namun tahukah? Senyummu, walaupun
senyummu hanya sesekali, persis kopi yang kau gambarkan malam tadi, tidak
terlalu manis, dan tidak terlalu pahit tidak juga terlalu kental, yang penting
bisa dinikmati. Oh iya, aku ingin menggambarkan suaramu juga. Entah kenapa suaramu menggelitik telingaku, menggelitik jari-jariku untuk sebentar saja,
meluangkan waktu menggambarkanmu lewat tulisanku. Aku tidak akan pernah menyebutkan inisial namamu, dimana tempatmu
berada, dan bagaimana aku bisa mengenalmu. Yang akan aku gambarkan disini
adalah, kamu sama dengan kopi. Ketahuilah bicara denganmu itu seperti menyesap
sebuah aroma yang menyeruak dari dalam secangkir kopi. Tahu tidak bagi
segelintir orang, aroma yang ditinggalkan dari secangkir kopi yang baru saja
diseduh itu memiliki efek tertentu. Bagiku, aroma yang kau tinggalkan itu
menyisakkan kehangatan, kerinduan, dan kekuatan.
Mungkin
ini terlalu berlebihan untukmu, tapi untukku ini sudah cukup. Aku benar-benar merasakan kehangatan dari suaramu. Kenapa?
Entahlah, aku rasa kau adalah sosok yang hangat, walaupun ketika aku pertama kali mengenalmu, kau begitu cuek dan tidak peduli, padahal didalam dirimu, sebenarnya kamu merupakan sosok yang lumayan hangat. Kerinduan, orang yang punya
kepribadian hangat menurutku bisa membuat orang lain rindu. Entah ini rindu
yang sesungguhnya atau hanya rindu sesaat saja namun sungguh, ketika
kehangatan keluar dari dalam suaramu sudah bisa dipastikan kamu bisa dengan
mudah membuat orang lain nyaman berada di dekatmu, dan saat orang lain sudah
nyaman berada di dekatmu, maka orang lain itu akan merindukanmu. Terakhir,
kekuatan. Aku mendengar suaramu yang lirih namun sebenarnya penuh kekuatan. Aku
ingat bagaimana hidupmu beberapa tahun terakhir ini, namun dengan mudah kamu
bisa menjalaninya. Walaupun dirimu berteman dengan secangkir kopi dan sebatang
rokok yang menyala, aku bisa merasakan dirimu tidak seburuk abu rokok yang
jatuh ketika selesai kau bakar. Dirimu berarti, bukan seperti puntung rokok
yang kau buang setelah kau selesai menyesapnya. Kamu, secangkir kopi hangat
dengan aroma di dalam hati dan pikiranku. So,
let’s grab a cup of coffee? :)
.jpg)
Tulisan yang manis. :)
BalasHapusterimakasih sudah membaca kak :)
BalasHapus