Langsung ke konten utama

KAU! 3 (Final Chapter)

            Kemudian aku menghela napasku berkali-kali. Sekali lagi, terus, terus, dan terus. Sekelebat bayangan wajahnya melintas dari kejauhan, aku tersenyum, karena bayangannya juga tersenyum. Tapi kemudian aku menitikkan air mataku perlahan, ternyata, ini lebih singkat dari sekedar drama korea favorit yang sering ku tonton. Entah akan senang atau malah merasa menjadi manusia yang lebih jahat dari yang jahat saat kau membaca ini, yang jelas aku sangat menyesali betapa tidak merasa bersalahnya dirimu telah melakukan sesuatu hal yang di luar batas kemampuan logika seseorang. Bagaimana bisa aku menjadi terlalu baik bagimu? Lalu kemudian berubah menjadi, kita hanya cocok jika berteman? Lalu kemudian kau mengakui bahwa kau mendua? Sial, mudah sekali melakukan pengakuan tersebut.
            Hampir meregang nyawa di tengah kolam berenang sedalam dua meter menyadarkanku, bahwa memikirkan kau tidak akan ada gunanya. Bagaimana bisa kau mengatakan dirimu brengsek tapi menemuiku saja tidak ada nyali? Aku ingin sekali menamparmu bolak-balik, lalu akan aku tanyakan kembali padamu, apa aku sudah cukup jahat? Atau kemudian aku meludahi wajahmu, dan kemudian aku bertanya lagi, apa aku sudah cukup menjijikan? Jalan pikiranmu tidak bisa ku prediksikan, karena sejatinya aku memang bukan Tuhan, tapi bisa tidak sih menjadi sebenar-benarnya lelaki ketika hendak memutuskan hubungan? Tidak bisa ya? Katanya brengsek, kok memutuskan hubungan saja tidak berani bertemu? Lalu setelah membaca ini kau akan menjawab dengan pertanyaan balasan padaku, bukannya kau yang tidak mau di temui? Bukannya kau yang tidak ingin mengenalku lagi? Ya memang. Tapi kau kan laki-laki brengsek, harusnya temui saja aku walaupun aku tidak mau. Sedikit saja saranku untuk kau, tidak bisa ya menjadi brengsek yang total? Menurutku kau tidak brengsek, bahkan belum, kau hanya berusaha terlihat brengsek padahal yang telah kau lakukan itu terlihat tolol, dan sangat pengecut, bagaimana bisa laki-laki melakukan hal seperti itu? Kecuali, sebenarnya kau bukan laki-laki.
            Semua bualan indahmu sepanjang satu setengah bulan kita bersama masih teasa jelas di dalam otakku, bahkan begitu terasa menyesakkan di dadaku. Senang? Baguslah, tujuanmu tercapai. Bahkan jika aku bilang aku hendak mati kau mungkin tidak peduli. Benar, harusnya aku tidak mempercayaimu, bahwa bercanda memang sangat baik dan menyenangkan. Tapi ternyata semuanya, dari awal sampai telah berakhir pun menjadi sangat, sangat lucu, dan menyedihkan. Senang kan kalau aku menganggapmu bahwa selama ini kau hanya bercanda? Ya memang itu tujuanmu, karena kau ingin menjadi seoarang brengsek, padahal tidak pantas. Bersikap aneh, dan membuatku bertanya-tanya ada apa dengan kau sebenarnya adalah keahlian kau yang sangat tidak pernah bisa ku prediksikan, tapi asal tau saja, aku sudah tau ada yang aneh dari beberapa hari sebelum kita berakhir.
            Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal pada kau. Pertama, kau harus belajar untuk menjadi lebih brengsek lagi, jadi brengsek bukanlah hal yang sulit untuk kau, ku rasa, tapi harus yang total, kalau hanya setengah dari seratus persen saja itu akan menampakkan bahwa kau menyedihkan dan juga tolol, hmm bodoh juga bisa. Kedua, jadilah laki-laki brengsek yang sejati, datangi wanitanya, bicara, putuskan hubungannya, akhiri saat itu juga, jangan jadi pengecut yang hanya bisa bersembunyi dari balik layar ponsel, sial apakah itu laki-laki? Mungkin kau tidak akan di anggap oleh geng laki-laki brengsek dunia karena sikap brengsekmu tidak pantas di sebut brengsek. Terakhir, aku harap kau sangat menyayangi mantan kekasihmu yang kau jadikan wanita kedua setelah aku, dalam hubungan kita, jangan lakukan kesalahan lagi, ya walaupun aku tau sih, alasanmu menduakanku, berselingkuh, adalah satu kebohongan, dimana kau terlihat menyedihkan dengan mengatakan hal itu, padaku.

            Terimakasih untuk beberapa hari dimana aku bisa belajar menabung. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA HUJAN DATANG             Awalnya gue benci sama hujan, gara-gara, dia basahin tugas-tugas gue dan membiarkannya berhamburan di tanah, kotor, ancur deh pokoknya. Sampai pada suatu hari ada suatu hal yang nggak tau kenapa masih membekas di benak gue dan gue pun selalu rindu datangnya hujan. ***             Sore itu, hujan turun lebat banget, biasanya sih kalau lagi hujan gini daerah sekitar perumahan gue tuh, banjir, maklum lah Jakarta, kalau Jakarta banjir kayanya udah biasa gitu deh, tapi nggak tau kenapa, hujan kali ini nggak bikin daerah sekitar rumah gue banjir, Alhamdulillah.     “Mah, yang anget-anget enak nih mah, hehe.” Ucap gue sama nyokap gue yang amat sangat baik itu     “Emang kamu mau yang anget-anget itu apa Ris?” Tanya nyokap, menanggapi     “yang anget-anget itu ya misalkan teh anget, atau apa aja deh mah, ...

My Diary...(Part III)

Pagi ini aku bangun dengan malas. Setelah shalat subuh, aku ingin merebahkan tubuhku lagi rasanya. Tapi handphone yang bergetar membuatku mengurungkan niatku untuk tidur lagi, uuhh dasar mengganggu saja. Aku membuka pesan singkat yang ada di handphone ku, Dio, ada apa sih dia sms aku pagi-pagi? From: Dio Turun dong, lari pagi yuk biar sehat, hehe. Dio? kerumahku? pagi-pagi? ngapain? aku melongok ke bawah dari jendela kamarku, motornya ada, dari jam berapa dia di sini? lalu, ku balas pesannya. To: Dio Kamu!! lagi-lagi mengganggu ku, aku tidak mau lari pagi ah...malas!! Tak lama kemudian pintu kamarku di ketuk. Paling ibu, batinku. Dengan malas aku berjalan mendekati pintu, perlahan aku memegang k'nop pintunya dan aku mulai membukanya. Aaaaaaaaaaaaa....!! * Hebat!! Dio berhasil meluluhkan hatiku untuk yang kedua kalinya. Aku sedang bersamanya sekarang, lari pagi aah aku ingin menolaknya, tapi kecupannya yang mendarat di dahiku berhasil menghipnotisku, jadilah ak...

Random

seperti biasa yah gue nggak bisa menghilangkan rasa galau yang ada di diri gue ini. mau di ilang2in tetep aja datang lagi...datang lagi. sekarang ini gue mau mengeluarkan isi perut gue..ooh bukan bukan gue mau keluarin isi dompet kan lumayan kan kalo isi dompet di keluarin, tapi sayangnya isi dompet gue itu bukan uang, melainkan kwitansi-kwit/ansi bekas pembayaran yang amat sangat nggak penting banget. harusnya kan gue bakar ya? tapi entah kenapa gue nggak tega buat ngebakarnya hikss...yessshaaaa RANDOM, kenapa gue kasih judul postingan gue begitu? karena hari ini...no malam ini gue lagi benar-benar random...acak..shuffle apa lagi yang dapat di artikan dengan kata acak?  nggak cuma acak, tapi acak-acakan banyak banget persoalan yang emang harus segera di selesaikan tapi enggak selesai-selesai. Iya bener! nyiksa. yaaaaa gue tau gue tau kalo nggak di selesaikan sekarang mau kapan lagi? yakan? mau tau apa yang jadi persoalan? yang pertama, gue udah tujuh belas tahun sekali lagi gue ...