Langsung ke konten utama

To You

Teruntuk kamu yang selama hampir dua tahun ini mengisi relung hatiku. aku hanya bisa bilang maaf karena apa yang telah aku lakukan padamu. terlebih karena perasaan ini. aku tau kamu lelah, aku paham sekali, kamu tidak bisa menunggu cukup lama lagi untuk mengerti situasinya. yang ini aku sampaikan disini hanya sedikit. aku ingin bilang terimakasih atas dirimu yang mau menerima segala kekuranganku, kejelekanku, sampai akhirnya kamu lelah. terimakasih. maaf, aku ingin mengatakan hal ini denganmu, maaf dan terimakasih, dua kata yang bersanding tapi tak dapat disatukan. selayaknya sepasang sepatu, saling menjaga namun tak dapat menyatu. yha itu kita. aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya, dan kamu begitu yakin kalau suatu saat kita satu. tapi kenyataannya berbalik sekarang, kamu sudah tidak yakin lagi kita satu, kamu sudah lelah karena aku bersikap kasar padamu. maaf, lagi-lagi kata ini yang aku ucapkan. aku dilema, sangat dilema. antara ingin melepasmu, benar-benar melepasmu atau aku harus mengikuti kata hatiku sendiri, aku harus mengikuti perasaan ini dan berdamai denganmu.

kemudian aku berpikir, tak ada gunanya aku berseteru dengan perasaanku sendiri, aku juga tidak ingin melepasmu kalau saja ibuku tidak melarang aku berhubungan denganmu. sekali lagi, Tuhan memang satu tapi kita yang tak sama, bahkan untuk mempercayai bahwa kita akan sama itu akan sulit. sekali lagi aku bilang, kita ini hanya sepasang sepatu, bisa bersama tapi tak bisa bersatu. yha itulah kita. saat ini mungkin, entah siapa wanita yang beruntung mendapatkan kasih sayang tulusmu, aku hanya bisa mendoakan dari jauh atas apa yang telah kamu lakukan, itu yang terbaik. terakhir kita bertemu, itu sudah cukup menjelaskan bahwa kamu tidak lagi menatapku dengan sorot mata yang sama, sorot mata yang selalu menatap dengan tertarik, terakhir bertemu aku sudah merasakan kamu berbeda karena kesalahanku sendiri.

perlu ku perjelas. mungkin waktu itu aku bersikap tak wajar denganmu, karena aku melawan perasaanku yang masih amat sangat mencintaimu. aku berusaha dekat dengan laki-laki lain, namun sebenarnya aku masih amat sangat mencintaimu, jujur saja untuk kali ini aku tidak bisa melepaskanmu. tapi apa ternyata Tuhan itu adil, Ia membiarkanmu pergi dari duniaku, tapi tidak dari hatiku. mungkinkah Tuhan menyiksaku atas perasaan ini? aku hanya berusaha untuk tidak mencintaimu lagi, karena sakit yang kurasakan sangat sangat dalam jikalau memang aku masih mencintaimu, aku mulai menghindarimu dan aku mulai bersikap, bisa dibilang kasar denganmu. kemudian ada seorang wanita yang dengan tangan terbuka, rela untuk memasukanmu kedalam dunianya, dan membuatmu nyaman, seperti pertama kali kita kenal dulu. tapi perasaan ini tak bisa kubohongi, aku masih amat sangat mencintaimu, menyayangimu, dan entah apalagi namanya untuk menjelaskan ini semua. aku hanya tidak bisa melupakanmu, kalimat itu seakan menusuk jantungku dalam dalam. ini bukan berlebihan ini fakta yang kurasakan. aku mengerti kalau kamu memang sudah berhenti mencintaiku.

terakhir, 
jangan lupa akan kenangan malioboro kita :)

with love,
musuhmu yang mencintaimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA HUJAN DATANG             Awalnya gue benci sama hujan, gara-gara, dia basahin tugas-tugas gue dan membiarkannya berhamburan di tanah, kotor, ancur deh pokoknya. Sampai pada suatu hari ada suatu hal yang nggak tau kenapa masih membekas di benak gue dan gue pun selalu rindu datangnya hujan. ***             Sore itu, hujan turun lebat banget, biasanya sih kalau lagi hujan gini daerah sekitar perumahan gue tuh, banjir, maklum lah Jakarta, kalau Jakarta banjir kayanya udah biasa gitu deh, tapi nggak tau kenapa, hujan kali ini nggak bikin daerah sekitar rumah gue banjir, Alhamdulillah.     “Mah, yang anget-anget enak nih mah, hehe.” Ucap gue sama nyokap gue yang amat sangat baik itu     “Emang kamu mau yang anget-anget itu apa Ris?” Tanya nyokap, menanggapi     “yang anget-anget itu ya misalkan teh anget, atau apa aja deh mah, ...

My Diary...(Part III)

Pagi ini aku bangun dengan malas. Setelah shalat subuh, aku ingin merebahkan tubuhku lagi rasanya. Tapi handphone yang bergetar membuatku mengurungkan niatku untuk tidur lagi, uuhh dasar mengganggu saja. Aku membuka pesan singkat yang ada di handphone ku, Dio, ada apa sih dia sms aku pagi-pagi? From: Dio Turun dong, lari pagi yuk biar sehat, hehe. Dio? kerumahku? pagi-pagi? ngapain? aku melongok ke bawah dari jendela kamarku, motornya ada, dari jam berapa dia di sini? lalu, ku balas pesannya. To: Dio Kamu!! lagi-lagi mengganggu ku, aku tidak mau lari pagi ah...malas!! Tak lama kemudian pintu kamarku di ketuk. Paling ibu, batinku. Dengan malas aku berjalan mendekati pintu, perlahan aku memegang k'nop pintunya dan aku mulai membukanya. Aaaaaaaaaaaaa....!! * Hebat!! Dio berhasil meluluhkan hatiku untuk yang kedua kalinya. Aku sedang bersamanya sekarang, lari pagi aah aku ingin menolaknya, tapi kecupannya yang mendarat di dahiku berhasil menghipnotisku, jadilah ak...

Random

seperti biasa yah gue nggak bisa menghilangkan rasa galau yang ada di diri gue ini. mau di ilang2in tetep aja datang lagi...datang lagi. sekarang ini gue mau mengeluarkan isi perut gue..ooh bukan bukan gue mau keluarin isi dompet kan lumayan kan kalo isi dompet di keluarin, tapi sayangnya isi dompet gue itu bukan uang, melainkan kwitansi-kwit/ansi bekas pembayaran yang amat sangat nggak penting banget. harusnya kan gue bakar ya? tapi entah kenapa gue nggak tega buat ngebakarnya hikss...yessshaaaa RANDOM, kenapa gue kasih judul postingan gue begitu? karena hari ini...no malam ini gue lagi benar-benar random...acak..shuffle apa lagi yang dapat di artikan dengan kata acak?  nggak cuma acak, tapi acak-acakan banyak banget persoalan yang emang harus segera di selesaikan tapi enggak selesai-selesai. Iya bener! nyiksa. yaaaaa gue tau gue tau kalo nggak di selesaikan sekarang mau kapan lagi? yakan? mau tau apa yang jadi persoalan? yang pertama, gue udah tujuh belas tahun sekali lagi gue ...