Teruntuk kamu yang selama hampir dua tahun ini mengisi relung hatiku. aku hanya bisa bilang maaf karena apa yang telah aku lakukan padamu. terlebih karena perasaan ini. aku tau kamu lelah, aku paham sekali, kamu tidak bisa menunggu cukup lama lagi untuk mengerti situasinya. yang ini aku sampaikan disini hanya sedikit. aku ingin bilang terimakasih atas dirimu yang mau menerima segala kekuranganku, kejelekanku, sampai akhirnya kamu lelah. terimakasih. maaf, aku ingin mengatakan hal ini denganmu, maaf dan terimakasih, dua kata yang bersanding tapi tak dapat disatukan. selayaknya sepasang sepatu, saling menjaga namun tak dapat menyatu. yha itu kita. aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya, dan kamu begitu yakin kalau suatu saat kita satu. tapi kenyataannya berbalik sekarang, kamu sudah tidak yakin lagi kita satu, kamu sudah lelah karena aku bersikap kasar padamu. maaf, lagi-lagi kata ini yang aku ucapkan. aku dilema, sangat dilema. antara ingin melepasmu, benar-benar melepasmu atau aku harus mengikuti kata hatiku sendiri, aku harus mengikuti perasaan ini dan berdamai denganmu.
kemudian aku berpikir, tak ada gunanya aku berseteru dengan perasaanku sendiri, aku juga tidak ingin melepasmu kalau saja ibuku tidak melarang aku berhubungan denganmu. sekali lagi, Tuhan memang satu tapi kita yang tak sama, bahkan untuk mempercayai bahwa kita akan sama itu akan sulit. sekali lagi aku bilang, kita ini hanya sepasang sepatu, bisa bersama tapi tak bisa bersatu. yha itulah kita. saat ini mungkin, entah siapa wanita yang beruntung mendapatkan kasih sayang tulusmu, aku hanya bisa mendoakan dari jauh atas apa yang telah kamu lakukan, itu yang terbaik. terakhir kita bertemu, itu sudah cukup menjelaskan bahwa kamu tidak lagi menatapku dengan sorot mata yang sama, sorot mata yang selalu menatap dengan tertarik, terakhir bertemu aku sudah merasakan kamu berbeda karena kesalahanku sendiri.
perlu ku perjelas. mungkin waktu itu aku bersikap tak wajar denganmu, karena aku melawan perasaanku yang masih amat sangat mencintaimu. aku berusaha dekat dengan laki-laki lain, namun sebenarnya aku masih amat sangat mencintaimu, jujur saja untuk kali ini aku tidak bisa melepaskanmu. tapi apa ternyata Tuhan itu adil, Ia membiarkanmu pergi dari duniaku, tapi tidak dari hatiku. mungkinkah Tuhan menyiksaku atas perasaan ini? aku hanya berusaha untuk tidak mencintaimu lagi, karena sakit yang kurasakan sangat sangat dalam jikalau memang aku masih mencintaimu, aku mulai menghindarimu dan aku mulai bersikap, bisa dibilang kasar denganmu. kemudian ada seorang wanita yang dengan tangan terbuka, rela untuk memasukanmu kedalam dunianya, dan membuatmu nyaman, seperti pertama kali kita kenal dulu. tapi perasaan ini tak bisa kubohongi, aku masih amat sangat mencintaimu, menyayangimu, dan entah apalagi namanya untuk menjelaskan ini semua. aku hanya tidak bisa melupakanmu, kalimat itu seakan menusuk jantungku dalam dalam. ini bukan berlebihan ini fakta yang kurasakan. aku mengerti kalau kamu memang sudah berhenti mencintaiku.
terakhir,
jangan lupa akan kenangan malioboro kita :)
with love,
musuhmu yang mencintaimu
kemudian aku berpikir, tak ada gunanya aku berseteru dengan perasaanku sendiri, aku juga tidak ingin melepasmu kalau saja ibuku tidak melarang aku berhubungan denganmu. sekali lagi, Tuhan memang satu tapi kita yang tak sama, bahkan untuk mempercayai bahwa kita akan sama itu akan sulit. sekali lagi aku bilang, kita ini hanya sepasang sepatu, bisa bersama tapi tak bisa bersatu. yha itulah kita. saat ini mungkin, entah siapa wanita yang beruntung mendapatkan kasih sayang tulusmu, aku hanya bisa mendoakan dari jauh atas apa yang telah kamu lakukan, itu yang terbaik. terakhir kita bertemu, itu sudah cukup menjelaskan bahwa kamu tidak lagi menatapku dengan sorot mata yang sama, sorot mata yang selalu menatap dengan tertarik, terakhir bertemu aku sudah merasakan kamu berbeda karena kesalahanku sendiri.
perlu ku perjelas. mungkin waktu itu aku bersikap tak wajar denganmu, karena aku melawan perasaanku yang masih amat sangat mencintaimu. aku berusaha dekat dengan laki-laki lain, namun sebenarnya aku masih amat sangat mencintaimu, jujur saja untuk kali ini aku tidak bisa melepaskanmu. tapi apa ternyata Tuhan itu adil, Ia membiarkanmu pergi dari duniaku, tapi tidak dari hatiku. mungkinkah Tuhan menyiksaku atas perasaan ini? aku hanya berusaha untuk tidak mencintaimu lagi, karena sakit yang kurasakan sangat sangat dalam jikalau memang aku masih mencintaimu, aku mulai menghindarimu dan aku mulai bersikap, bisa dibilang kasar denganmu. kemudian ada seorang wanita yang dengan tangan terbuka, rela untuk memasukanmu kedalam dunianya, dan membuatmu nyaman, seperti pertama kali kita kenal dulu. tapi perasaan ini tak bisa kubohongi, aku masih amat sangat mencintaimu, menyayangimu, dan entah apalagi namanya untuk menjelaskan ini semua. aku hanya tidak bisa melupakanmu, kalimat itu seakan menusuk jantungku dalam dalam. ini bukan berlebihan ini fakta yang kurasakan. aku mengerti kalau kamu memang sudah berhenti mencintaiku.
terakhir,
jangan lupa akan kenangan malioboro kita :)
with love,
musuhmu yang mencintaimu
Komentar
Posting Komentar