Langsung ke konten utama

Let's Grab a Cup of Bitter Coffee?

            Malam pekat itu menjadi kelabu tatkala mendung menyelimuti. Ah, bukan karena langitnya semakin gelap, melainkan gemuruh yang semakin lama semakin keras. Duduk dalam ruang gelap nan hangat membuat setiap orang tenang, selama sepersekian detik tentunya. Aroma kopi tengah malam menyeruak kedalam hidung setiap orang yang masih terjaga. Ya, semua masih tentang kopi. Keterpesonaanku tentangnya membuatku tak habis membahas soal ini. Memang benar kafeinnya tidak pas dalam diriku, tapi pas dalam dirinya yang lagi-lagi, sambil menyesap batang rokoknya satu-persatu. Ia berkata bahwa ia tidak sedang ingin berteman dengan sebatang rokok namun, kopinya berkata lain, rokok dan kopi itu kan sahabat baik. Sudut mataku tak habis membayangkan bagaimana dirinya saat sedang menikmati kopi dengan, asap mengepul layaknya cerobong asap di siang hari. Secangkir kopi panas di tengah malam bisa membuat orang terjaga sepanjang malam termasuk, dirinya. Entah apa yang membuatku jatuh cinta namun, nyatanya kopi membuat setiap hidung jatuh cinta dengan aromanya. Aku tidak tahu bagaimana, kalau ada sebagian orang yang tidak suka mencium aroma kopi padahal, aromanya semempesona itu. Hampir setiap malam aku merindukannya, merindukan kopinya, dan juga merindukannya. Oh ayolah, jangan paksa aku untuk mengatakan siapa dia, karena menurutku dirinya itu seperti kopi pahit yang kental tapi, sedikit manis dengan sentuhan senyum khas di bibirnya. Memang tidak sekeren orang-orang pada umumnya tetapi, tatapan hangatnya membuatku tak ingin melepaskannya begitu saja seperti, kopi.
            Biar aku jelaskan kenapa, aku menyebutnya kopi pahit. Begini, setiap malam jariku selalu ingin menyapanya dalam sapuan udara dingin diluaran sana. Tetapi, jariku malah memilih menyapanya dengan sentuhan hangat bak kopi yang baru saja di buat. Namun, tanggapannya membuat jariku geram dan seakan ingin meninggalkan percakapan tersebut. Sudah dapat? Pasti kalian bertanya-tanya apa hubungannya dengan kopi pahit. Ah baiklah tidak usah basa-basi lagi, aku akan jelaskan bagaimana orang ini sangat mirip dengan kopi pahit.
            Kopi memang pahit jika, ketika membuatnya kalian tidak mengaduknya dengan gula sedikit pun.  Sama sepertinya yang cueknya bukan kepalang. Kopi pahit menggambarkan dia yang begitu tidak pedulian dengan orang sekitarnya, biar ku perjelas, wanita. Memang kopi pahit akan peduli dengan penikmatnya lalu menjadi manis? Tidak. Suatu keajaiban jika kopi yang tadinya pahit bisa manis dengan sendirinya. Hal itulah yang dimilikinya, kopi pahit yang tidak akan pernah bisa menjadi manis dengan sendirinya kecuali, ada yang merasa bahwa pahit itu tidak enak maka dari itu kopi pahitnya ditambahkan sedikit gula agar menjadi sedikit manis. Kopi pahit itulah yang pas untuknya. Namun, ketahuilah dibalik semua kepahitannya, secangkir kopi pahit sangat hangat, malah lebih hangat dari hanya sekedar berdiam diri di dalam ruangan nan gelap. Kehangatan itu bisa kalian dapatkan ketika kalian berada di dekatnya, di dekat kopi pahit malam ini, begitulah. So, let’s grab a cup of bitter coffee, huh? ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA HUJAN DATANG             Awalnya gue benci sama hujan, gara-gara, dia basahin tugas-tugas gue dan membiarkannya berhamburan di tanah, kotor, ancur deh pokoknya. Sampai pada suatu hari ada suatu hal yang nggak tau kenapa masih membekas di benak gue dan gue pun selalu rindu datangnya hujan. ***             Sore itu, hujan turun lebat banget, biasanya sih kalau lagi hujan gini daerah sekitar perumahan gue tuh, banjir, maklum lah Jakarta, kalau Jakarta banjir kayanya udah biasa gitu deh, tapi nggak tau kenapa, hujan kali ini nggak bikin daerah sekitar rumah gue banjir, Alhamdulillah.     “Mah, yang anget-anget enak nih mah, hehe.” Ucap gue sama nyokap gue yang amat sangat baik itu     “Emang kamu mau yang anget-anget itu apa Ris?” Tanya nyokap, menanggapi     “yang anget-anget itu ya misalkan teh anget, atau apa aja deh mah, ...

My Diary...(Part III)

Pagi ini aku bangun dengan malas. Setelah shalat subuh, aku ingin merebahkan tubuhku lagi rasanya. Tapi handphone yang bergetar membuatku mengurungkan niatku untuk tidur lagi, uuhh dasar mengganggu saja. Aku membuka pesan singkat yang ada di handphone ku, Dio, ada apa sih dia sms aku pagi-pagi? From: Dio Turun dong, lari pagi yuk biar sehat, hehe. Dio? kerumahku? pagi-pagi? ngapain? aku melongok ke bawah dari jendela kamarku, motornya ada, dari jam berapa dia di sini? lalu, ku balas pesannya. To: Dio Kamu!! lagi-lagi mengganggu ku, aku tidak mau lari pagi ah...malas!! Tak lama kemudian pintu kamarku di ketuk. Paling ibu, batinku. Dengan malas aku berjalan mendekati pintu, perlahan aku memegang k'nop pintunya dan aku mulai membukanya. Aaaaaaaaaaaaa....!! * Hebat!! Dio berhasil meluluhkan hatiku untuk yang kedua kalinya. Aku sedang bersamanya sekarang, lari pagi aah aku ingin menolaknya, tapi kecupannya yang mendarat di dahiku berhasil menghipnotisku, jadilah ak...

Random

seperti biasa yah gue nggak bisa menghilangkan rasa galau yang ada di diri gue ini. mau di ilang2in tetep aja datang lagi...datang lagi. sekarang ini gue mau mengeluarkan isi perut gue..ooh bukan bukan gue mau keluarin isi dompet kan lumayan kan kalo isi dompet di keluarin, tapi sayangnya isi dompet gue itu bukan uang, melainkan kwitansi-kwit/ansi bekas pembayaran yang amat sangat nggak penting banget. harusnya kan gue bakar ya? tapi entah kenapa gue nggak tega buat ngebakarnya hikss...yessshaaaa RANDOM, kenapa gue kasih judul postingan gue begitu? karena hari ini...no malam ini gue lagi benar-benar random...acak..shuffle apa lagi yang dapat di artikan dengan kata acak?  nggak cuma acak, tapi acak-acakan banyak banget persoalan yang emang harus segera di selesaikan tapi enggak selesai-selesai. Iya bener! nyiksa. yaaaaa gue tau gue tau kalo nggak di selesaikan sekarang mau kapan lagi? yakan? mau tau apa yang jadi persoalan? yang pertama, gue udah tujuh belas tahun sekali lagi gue ...