Malam
pekat itu menjadi kelabu tatkala mendung menyelimuti. Ah, bukan karena
langitnya semakin gelap, melainkan gemuruh yang semakin lama semakin keras. Duduk
dalam ruang gelap nan hangat membuat setiap orang tenang, selama sepersekian
detik tentunya. Aroma kopi tengah malam menyeruak kedalam hidung setiap orang
yang masih terjaga. Ya, semua masih tentang kopi. Keterpesonaanku tentangnya
membuatku tak habis membahas soal ini. Memang benar kafeinnya tidak pas dalam
diriku, tapi pas dalam dirinya yang lagi-lagi, sambil menyesap batang rokoknya
satu-persatu. Ia berkata bahwa ia tidak sedang ingin berteman dengan sebatang
rokok namun, kopinya berkata lain, rokok dan kopi itu kan sahabat baik. Sudut mataku
tak habis membayangkan bagaimana dirinya saat sedang menikmati kopi dengan,
asap mengepul layaknya cerobong asap di siang hari. Secangkir kopi panas di
tengah malam bisa membuat orang terjaga sepanjang malam termasuk, dirinya. Entah
apa yang membuatku jatuh cinta namun, nyatanya kopi membuat setiap hidung jatuh
cinta dengan aromanya. Aku tidak tahu bagaimana, kalau ada sebagian orang yang
tidak suka mencium aroma kopi padahal, aromanya semempesona itu. Hampir setiap
malam aku merindukannya, merindukan kopinya, dan juga merindukannya. Oh ayolah,
jangan paksa aku untuk mengatakan siapa dia, karena menurutku dirinya itu
seperti kopi pahit yang kental tapi, sedikit manis dengan sentuhan senyum khas
di bibirnya. Memang tidak sekeren orang-orang pada umumnya tetapi, tatapan
hangatnya membuatku tak ingin melepaskannya begitu saja seperti, kopi.
Biar
aku jelaskan kenapa, aku menyebutnya kopi pahit. Begini, setiap malam jariku
selalu ingin menyapanya dalam sapuan udara dingin diluaran sana. Tetapi, jariku
malah memilih menyapanya dengan sentuhan hangat bak kopi yang baru saja di
buat. Namun, tanggapannya membuat jariku geram dan seakan ingin meninggalkan
percakapan tersebut. Sudah dapat? Pasti kalian bertanya-tanya apa hubungannya
dengan kopi pahit. Ah baiklah tidak usah basa-basi lagi, aku akan jelaskan
bagaimana orang ini sangat mirip dengan kopi pahit.
Kopi
memang pahit jika, ketika membuatnya kalian tidak mengaduknya dengan gula sedikit
pun. Sama sepertinya yang cueknya bukan
kepalang. Kopi pahit menggambarkan dia yang begitu tidak pedulian dengan orang
sekitarnya, biar ku perjelas, wanita. Memang kopi pahit akan peduli dengan
penikmatnya lalu menjadi manis? Tidak. Suatu keajaiban jika kopi yang tadinya
pahit bisa manis dengan sendirinya. Hal itulah yang dimilikinya, kopi pahit
yang tidak akan pernah bisa menjadi manis dengan sendirinya kecuali, ada yang
merasa bahwa pahit itu tidak enak maka dari itu kopi pahitnya ditambahkan
sedikit gula agar menjadi sedikit manis. Kopi pahit itulah yang pas untuknya. Namun,
ketahuilah dibalik semua kepahitannya, secangkir kopi pahit sangat hangat,
malah lebih hangat dari hanya sekedar berdiam diri di dalam ruangan nan gelap. Kehangatan
itu bisa kalian dapatkan ketika kalian berada di dekatnya, di dekat kopi pahit malam
ini, begitulah. So, let’s grab a cup of
bitter coffee, huh? ;)

Komentar
Posting Komentar