Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Review 2015 (Part I)

            Gue pernah bikin review ala ala di tahun 2014 dulu, tapi Cuma satu review. Kali ini gue mau bikin review di tahun 2015 deh, gue nulis ini sebagai bahan mengenang bulan-bulan lalu yang sudah lama terlewati sih. Dimulai pada bulan januari, dimana UAS semester ganjil (semester 5) di laksanakan, dengan usaha gue yang seperti biasa nggak terlalu serius-serius amat dan nggak terlalu santai-santai amat itu akhirnya gue bisa melewati UAS semester 5 dengan amat sangat baik sekali, terimakasih ya Allah. Beranjak ke bulan januari pertengahan, dimana UAS selesai dan gue balik ke rumah (maklum anak rantau) dimana gue Cuma berada di rumah selama kurang lebih dua minggu aja, iya emang kampus gue beda gitu dari kampus-kampus lainnya, yang mana gue cuma libur selama dua minggu dan temen-temen gue dari kampus lainnya itu bisa libur sampe dua bulan, DUA BULAN, perbedaan yang sangat signifikan bukan? Bukan? Yaudah.       ...

Let's grab a cup of Lampung Coffee, and enjoy!

                          Sekali lagi aku mencoba menghela nafasku mala ini, mengingat segurat senyummu yang seperti tidak pernah sedih akan hal apapun, padahal tidak selalu kau merasa kau baik-baik saja. Aku tidak membayangkan betapa tangguhnya lelaki sepertimu, menjalin kasih dengan seorang wanita selama empat tahun lamanya, menjemputnya, memanjakannya, membagi suka, membagi duka, apapun akan kau lakukan jika itu menyangkut akan dirinya. Sampai tiba saat situasi itu datang, dimana mata kuliah mulai sedikit dan ia, wanitamu, mulai sering pulang ke kampung halamannya. Semilir angin malam kali ini menemaniku dalam balutan pekatnya kopi lampung favoritmu, iya kau bilang kau suka kopi lampung, karena kopi itu seperti dirimu, khas, santai, dan tidak terlalu tajam intensitas rasa pahitnya, namun tetap terasa kopinya, kopi yang selalu menjadi favoritmu ketika kau sedang dalam keadaan apapun. Aku yakin, kau merasa amat ...

Let's Grab a Cup of Bitter Coffee?

            Malam pekat itu menjadi kelabu tatkala mendung menyelimuti. Ah, bukan karena langitnya semakin gelap, melainkan gemuruh yang semakin lama semakin keras. Duduk dalam ruang gelap nan hangat membuat setiap orang tenang, selama sepersekian detik tentunya. Aroma kopi tengah malam menyeruak kedalam hidung setiap orang yang masih terjaga. Ya, semua masih tentang kopi. Keterpesonaanku tentangnya membuatku tak habis membahas soal ini. Memang benar kafeinnya tidak pas dalam diriku, tapi pas dalam dirinya yang lagi-lagi, sambil menyesap batang rokoknya satu-persatu. Ia berkata bahwa ia tidak sedang ingin berteman dengan sebatang rokok namun, kopinya berkata lain, rokok dan kopi itu kan sahabat baik. Sudut mataku tak habis membayangkan bagaimana dirinya saat sedang menikmati kopi dengan, asap mengepul layaknya cerobong asap di siang hari. Secangkir kopi panas di tengah malam bisa membuat orang terjaga sepanjang malam termasuk, dirinya. Entah apa yan...

Hujan Punya Cerita

Ini cerita tentang kita dan hujan. Tentang aku yang semakin dekat dengan sebuah perpisahan. Tentang kalian yang sebentar lagi pergi menggapai impian dan angan, yang t'lah lama kalian bangun penuh harapan. Ini cerita tentang kita dan hujan. Tentang aku dan kamu yang sudah tak pernah lagi dipertemukan. Tentang sudut sembilu yang kian lama kian berdebu, usang. Tentang anak tangga yang semakin lama semakin tak menentu. Ini cerita tentang kita dan hujan. Tentang rak buku yang tak pernah lagi tersentuh. Tentang gemuruh yang menggelegar tak kenal rapuh. Hujan punya cerita. Seperti aku, kita, dan cinta.

Let's Grab a Cup of Coffee?

            Orang bilang, kopi itu pahit. Aku setuju ketika orang bilang begitu pada dasarnya kopi memang pahit. Tapi ketika kopi tersebut diseduh dengan air panas, dan diaduk dengan beberapa sendok gula kopi itu tidak lagi pahit. Ada rasa manis yang terselip di dalam setiap teguk kopi tersebut. Aroma kopi yang menyeruak dari sebuah cangkir, terkadang menggoda setiap hidung untuk sekedar menghirupnya. Bahkan tidak jarang juga orang yang menghirup aroma itu ikut menikmati secangkir kopinya. Memang, tidak semua orang suka menikmati kopi tapi kebanyakan orang tidak pernah menolak walaupun, hanya secangkir kopi. Tidak semua orang suka dengan secangkir kopi hitam tapi, kebanyakan orang lebih menyukai secangkir kopi hitam entahlah, setiap indra pengecap yang orang-orang itu punya memiliki opini tersendiri, bagaimana ia menggambarkan kopi itu.             Saat ini aku ingin menggambarkanmu, menggamba...