Akhirnya aku mulai bisa
mengingat semuanya, kejadian kue ulang tahunku yang hancur karena Dio,
dan lain sebagainya. Tapi aku heran, kenapa aku tidak tau sama sekali
kalau aku dan Dio di jodohkan sejak kecil? Aku kira hanya keluarga dari
kalangan atas saja yang bisa melakukan perjodohan dari orok sampai
sebesar ini, Ternyata keluarga dari kalangan biasa-biasa saja pun bisa.
Aku kenal keluarga Om har, ia mempunyai istri secantik Cinderella namanya Cantika, aku memanggilnya tante Cantik. Setiap aku memanggil istri Om Har dengan Tante Cantik, ia selalu tersipu malu, aah kalau begitu malah tambah cantik tante, gemes deh mau nyakar *ups hihihi. Om Har itu sahabat karib Ayah dari SMP sampai sudah sama-sama beristri. Kudengar dari Ayah dan Ibu katanya anak pertama Om Har dan Tante Cantik itu meninggal saat di dalam kandungan, dan lahir lah Dio yang menyebalkan itu. Saat aku bertemu dengannya waktu itu umur kami baru menginjak 9 tahun, wajar saja kalu aku sudah agak-agak lupa. Awalnya aku menganggap dia cowok yang sangat keren *umur 9 tahun, tau apa cowk keren?* badannya sangat tinggi dan tegap, tampan dan sepertinya menyenangkan. Kejadian yang menyebalkannya terletak saat aku berulang tahun yang ke sepuluh.
Dio datang bersama keluarganya, ada juga teman-teman sekolahku, pokoknya pestanya meriah deh. Sampai akhirnya Dio mulai mendekati meja kue ulang tahunku. Pertamanya ia hanya melihat, tiba-tiba saja ia mulai mencolek kueku.
"Hei !! itu kue ku jangan merusaknya!!"
"Aku nggak merusaknya kok, cuma nyicipin aja sedikit masa nggak boleh."
"Dioooo, itu namanya merusak, Ibuuuuu kue kuuu."teriakku hampir menangis waktu itu.
Saat itu semua orang mulai menghampiri kami, terutama Orang tua ku dan Orang tua Dio.
"Dio, kamu ini apa-apaan sih, kamu kan laki-laki harusnya melindungi bukan merusak."omel Om Har.
"Dio nggak ngerusak kok pa, Dio cuma colek sedikit."
Pesta ulang tahunku hampir tidak jadi di mulai saat itu, karena aku merengek minta kue yang baru. Untung saja keluarga Dio itu inisiatif bawa kue Blackforest jadi, kue ulang tahunku di gantikan sama Blackforest itu. Agak kecewa sih sebenarnya tapi aku memilih pesta ulang tahunku agar tetap berjalan dan mau tidak mau aku pakai kue itu.
Tapi seingatku Dio sudah minta maaf padaku dengan memberikanku setangkai bunga mawar merah. Awalnya aku tidak tau apa artinya itu. Tapi Ibu bilang bunga mawar merah itu tanda cinta. Aku teringat satu lagu dangdut "bunga mawar merah satu tanda cinta" aku tidak tau sejak kapan aku suka lagu dangdut hihihi.
*
"Masih inget kejadian dulu ya Ci?"tanya Dio dengan rasa bersalahnya.
"Inget banget, tapi yasudahlah, toh kamu juga sudah minta maaf sama aku."sahutku cuek.
"Sori deh Ci, kalo gitu besok kalo lo ulang tahun gue beliin kue yang segede gedung pencakar langit."
Bodohnya, aku percaya.
"Emang ada?"tanyaku penasaran.
"Ada gedungnya, tapi kalo kue nya gue nggak tau deh Ci hehehe."
Dio, tidak berubah lucunya. Eh? kenapa aku ini aduuhh.
"Kok kamu tau aku ini yang di jodohin sama kamu waktu kecil, sebelumnya kan kita nggak saling kenal?"tanyaku lagi.
"Mama simpen foto lo di lemarinya, pas gue mau ambil sesuatu, foto lo jatoh terus gue pungut."jelasnya.
"Terus kamu tanyain sama Mama kamu?"
"Iyalah gue tanya, kan gue penasaran hehehe."
Dio, gigi mu itu masih sebening kaca ya.
"Terusnya?"
"Mama bilang itu Cia, yang kue ulang tahunnya gue colek trus lo nangis, terus gue bilang sama Mama kalo gue sekarang duduk sebangku sama lo."
"Reaksinya tante Cantik apa?"
"Kaget, untung nggak sampe step sih."
"Kamu lebay masa kaget begitu bisa sampai step, huuu"
"Langsung deh aku minta alamat rumah lo ke nyokap, gue main deh kerumah lo."
"Ohh gitu ceritanya."
"Ci, udah jam sepuluh malem, lagian kayanya lo udah ngantuk, gue balik dulu ya nggak enak kalo tunggu di usir nyokap lo hihi"
Baru sebentar. Ya ampun, tadi aku membencinya sekarang aku merindukannya.
"Tenang aja, besok gue main lagi deh, gue juga kangen berat sama lo hehe."
Dio, sekali lagi ia bisa baca pikiranku.
*
Aku kembali ke dalam kamarku, semuanya kembali. Motor itu, Dio, dan kenangan menyebalkan dalam hidupku kembali. Dio yang menyebalkan dan jahil sekarang tampan dan gagah. Motor yang menghancurkan lamunanku tadi pagi, baru saja pergi dari teras rumahku. Tiba-tiba aku merindukan yang lain, tapi apa ya. Handphone ku bergetar. Dio sms.
From: Dio
Hey manisku, Good night ya gue udah sampe di rumah sampein sama nyokap lo ya. Boleh bilang sesuatu?
Ku balas pesannya dengan cepat, kalau terlalu lama nanti dia ketiduran.
To: Dio
Kamu sekarang sudah pintar merayu ya? syukur deh nanti aku sampein ke ibu, boleh mau bilang apa?
Belum ada 5 menit, Handphone ku kembali bergetar.
From: Dio
I
Cuma I? Dio ini apa sih maunya?
To: Dio
kamu ini kebanyakan pulsa ya? apa itu cuma I?
Kembali bergetar.
From: Dio
MISS U :-) Genduut. hehe tidur sana udah malem juga.
Apa katanya tadi? aah Dio aku tersipu sekarang, kamu membuatku tidak bisa tidur malam ini. Dio yang menyebalkan sekarang menjadi sangat menyebalkan uuhh, karena aku pasti memimpikanmu, selalu.
*To be Continued
Aku kenal keluarga Om har, ia mempunyai istri secantik Cinderella namanya Cantika, aku memanggilnya tante Cantik. Setiap aku memanggil istri Om Har dengan Tante Cantik, ia selalu tersipu malu, aah kalau begitu malah tambah cantik tante, gemes deh mau nyakar *ups hihihi. Om Har itu sahabat karib Ayah dari SMP sampai sudah sama-sama beristri. Kudengar dari Ayah dan Ibu katanya anak pertama Om Har dan Tante Cantik itu meninggal saat di dalam kandungan, dan lahir lah Dio yang menyebalkan itu. Saat aku bertemu dengannya waktu itu umur kami baru menginjak 9 tahun, wajar saja kalu aku sudah agak-agak lupa. Awalnya aku menganggap dia cowok yang sangat keren *umur 9 tahun, tau apa cowk keren?* badannya sangat tinggi dan tegap, tampan dan sepertinya menyenangkan. Kejadian yang menyebalkannya terletak saat aku berulang tahun yang ke sepuluh.
Dio datang bersama keluarganya, ada juga teman-teman sekolahku, pokoknya pestanya meriah deh. Sampai akhirnya Dio mulai mendekati meja kue ulang tahunku. Pertamanya ia hanya melihat, tiba-tiba saja ia mulai mencolek kueku.
"Hei !! itu kue ku jangan merusaknya!!"
"Aku nggak merusaknya kok, cuma nyicipin aja sedikit masa nggak boleh."
"Dioooo, itu namanya merusak, Ibuuuuu kue kuuu."teriakku hampir menangis waktu itu.
Saat itu semua orang mulai menghampiri kami, terutama Orang tua ku dan Orang tua Dio.
"Dio, kamu ini apa-apaan sih, kamu kan laki-laki harusnya melindungi bukan merusak."omel Om Har.
"Dio nggak ngerusak kok pa, Dio cuma colek sedikit."
Pesta ulang tahunku hampir tidak jadi di mulai saat itu, karena aku merengek minta kue yang baru. Untung saja keluarga Dio itu inisiatif bawa kue Blackforest jadi, kue ulang tahunku di gantikan sama Blackforest itu. Agak kecewa sih sebenarnya tapi aku memilih pesta ulang tahunku agar tetap berjalan dan mau tidak mau aku pakai kue itu.
Tapi seingatku Dio sudah minta maaf padaku dengan memberikanku setangkai bunga mawar merah. Awalnya aku tidak tau apa artinya itu. Tapi Ibu bilang bunga mawar merah itu tanda cinta. Aku teringat satu lagu dangdut "bunga mawar merah satu tanda cinta" aku tidak tau sejak kapan aku suka lagu dangdut hihihi.
*
"Masih inget kejadian dulu ya Ci?"tanya Dio dengan rasa bersalahnya.
"Inget banget, tapi yasudahlah, toh kamu juga sudah minta maaf sama aku."sahutku cuek.
"Sori deh Ci, kalo gitu besok kalo lo ulang tahun gue beliin kue yang segede gedung pencakar langit."
Bodohnya, aku percaya.
"Emang ada?"tanyaku penasaran.
"Ada gedungnya, tapi kalo kue nya gue nggak tau deh Ci hehehe."
Dio, tidak berubah lucunya. Eh? kenapa aku ini aduuhh.
"Kok kamu tau aku ini yang di jodohin sama kamu waktu kecil, sebelumnya kan kita nggak saling kenal?"tanyaku lagi.
"Mama simpen foto lo di lemarinya, pas gue mau ambil sesuatu, foto lo jatoh terus gue pungut."jelasnya.
"Terus kamu tanyain sama Mama kamu?"
"Iyalah gue tanya, kan gue penasaran hehehe."
Dio, gigi mu itu masih sebening kaca ya.
"Terusnya?"
"Mama bilang itu Cia, yang kue ulang tahunnya gue colek trus lo nangis, terus gue bilang sama Mama kalo gue sekarang duduk sebangku sama lo."
"Reaksinya tante Cantik apa?"
"Kaget, untung nggak sampe step sih."
"Kamu lebay masa kaget begitu bisa sampai step, huuu"
"Langsung deh aku minta alamat rumah lo ke nyokap, gue main deh kerumah lo."
"Ohh gitu ceritanya."
"Ci, udah jam sepuluh malem, lagian kayanya lo udah ngantuk, gue balik dulu ya nggak enak kalo tunggu di usir nyokap lo hihi"
Baru sebentar. Ya ampun, tadi aku membencinya sekarang aku merindukannya.
"Tenang aja, besok gue main lagi deh, gue juga kangen berat sama lo hehe."
Dio, sekali lagi ia bisa baca pikiranku.
*
Aku kembali ke dalam kamarku, semuanya kembali. Motor itu, Dio, dan kenangan menyebalkan dalam hidupku kembali. Dio yang menyebalkan dan jahil sekarang tampan dan gagah. Motor yang menghancurkan lamunanku tadi pagi, baru saja pergi dari teras rumahku. Tiba-tiba aku merindukan yang lain, tapi apa ya. Handphone ku bergetar. Dio sms.
From: Dio
Hey manisku, Good night ya gue udah sampe di rumah sampein sama nyokap lo ya. Boleh bilang sesuatu?
Ku balas pesannya dengan cepat, kalau terlalu lama nanti dia ketiduran.
To: Dio
Kamu sekarang sudah pintar merayu ya? syukur deh nanti aku sampein ke ibu, boleh mau bilang apa?
Belum ada 5 menit, Handphone ku kembali bergetar.
From: Dio
I
Cuma I? Dio ini apa sih maunya?
To: Dio
kamu ini kebanyakan pulsa ya? apa itu cuma I?
Kembali bergetar.
From: Dio
MISS U :-) Genduut. hehe tidur sana udah malem juga.
Apa katanya tadi? aah Dio aku tersipu sekarang, kamu membuatku tidak bisa tidur malam ini. Dio yang menyebalkan sekarang menjadi sangat menyebalkan uuhh, karena aku pasti memimpikanmu, selalu.
*To be Continued
Komentar
Posting Komentar