Langsung ke konten utama

My Diary...(part VIII)

Laza sudah tau belum ya kalau Nadya kecelakaan? Harus ku beri tahu nih, tapi dimana dia? waah gawat ia menghilang, jangan-jangan dia lagi yang menabrak Nadya tadi pagi, ah tapi masa iya sih dia sebenci itu dengan Nadya, pasti tidak mungkin. Terus, dia dimana doong?
"Doorr...nyariin aku nih pasti?"
Nah kan Laza suka muncul tiba-tiba nih kayak jin iprit.
"Kemana saja kamu?"tanyaku langsung.
"Ada di kelas, kenapa?"
"Sudah dengar tentang kabar Nadya?"
"Kecelakaan? sudah, dari Dan."
Dan? Kok bisa?
"Bisa lah, orang pertama yang di hubungin aja aku."
Laza, seakan membaca pikiranku menjawab semua pertanyaan yang ada di otakku.
"Loh?"
Aku memasang tampang bingung.
"kenapa? heran? jangan heran begitu, ayo duduk, aku akan menceritakan semuanya biar jelas."
Dari tadi dong mau menceritakannya, kalau mendadak Laza lebih tau dariku kan, aku jadi curiga.
Laza memulai ceritanya dari mula-mula, bereaksi, sisa loh? hehe.
"Kemarin, tanpa sepengetahuanmu aku pergi ke rumah Nadya."
"Untuk apa?"
"Dengarkan dulu, baru komentar."
"I...iya maaf."
"Ia kaget bukan main saat aku ada di depan mukanya, soalnya waktu setelah kami wisuda di Paris aku langsung pergi berobat ke Singapore tanpa memberi tau pada siapapun kecuali Dio."
Aku hendak berbicara tapi..
"beluum, kamu belum boleh komentar Lucia hehehe."
Aaah sial, tau saja kalau aku sudah ingin berkomentar.
"Baiklah."ucapku sedikit memelas.
"Sebenarnya, aku dan Dio teman baik dari masuk sekolah di Paris, sampai di sini pun kami masih teman baik, namun Dio belum tau kalau aku ada di sini sekarang, makanya jangan menyebut-nyebut namaku ya di depannya, nanti dia panik kasihan."
"Kenapa harus panik?"tanyaku.
"Aku punya penyakit."
"Sakit apa?"tanyaku penasaran.
"Kanker jantung."
"Memang ada?"tanyaku setengah meledek.
"Belum pernah dengar ya? ada, buktinya aku salah satu korbannya, memang jarang ditemukan sih."
"Berbahaya?"
"Mematikan, Dio selalu takut aku mati karena penyakit itu tapi aku selalu bilang kalau aku belum waktunya mati."
"Dio percaya?"
"Ya tentu saja."sahutnya, tenang, "Jangan cemburu begitu dong?"
"Ah tidak, siapa yang cemburu."
"Pantas saja Dio tau kamu sedang berbohong, kamu tidak pandai menyimpan sesuatu."
Masa sih?
"Dio itu sangat baik padaku, bahkan teman pertama yang tau aku punya penyakit kanker jantung adalah dia. Dio selalu takut aku mati karena kalau aku mati ia bingung mau curhat ke siapa. Dulu waktu aku masih satu sekolah dengannya, ia selalu cerita tentang dirimu, dan semuanya, tidak ada satupun yang di sembunyikan, begitu pun sebaliknya makanya ia sangat akrab denganku."
Oh, begitu."Sampai pada suatu hari, aku menyukai satu temannya, sama-sama dari Indonesia yang tempo hari ku beri tau padamu Rey, tapi Nadya malah merusaknya dan bilang pada Rey kalau dia suka sama Rey, aku menangis sejadi-jadinya di perpustakaan, dan Dio tau aku menangis karena hal itu, Dio juga tau kalau Nadya ada perusak hubungan orang, makanya waktu ku dengar kamu di ajak saingan untuk mendapatkan Dio sama Nadya aku yakin sekali kalau kamu yang akan menang, karena Dio itu sama sekali tidak menyukai Nadya."
"Tapi kenapa waktu kami bertemu dengan Nadya di taman, Dio mau di peluk Nadya?"
"Jangan heran, itu kebiasaan lama yang kami lakukan di Paris sana, kalau bertemu dengan teman bukan salaman lagi tapi berpelukan."
"Oh begitu, hey Za aku baru ingat, tadi pagi Dio...dia bilang dia tau aku bersaing dengan Nadya, apa itu kamu yang memberi tau dia?"tanyaku, gugup.
"Kan sudah ku bilang, Nadya itu biang kerok, semua cewek juag di ajak saingan sama dia, Dio sih udah bisa baca gelagatnya."
"Terus, soal tabrakan tadi pagi?"tanyaku menyelidik.
"Bukan, itu bukan kerjaanku kok, kan aku sudah janji denganmu tidak ada motif balas dendam, jadinya bukan aku yang melakuakannya."
Lalu, siapa yang melakukannya?

*To Be Continued

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA HUJAN DATANG             Awalnya gue benci sama hujan, gara-gara, dia basahin tugas-tugas gue dan membiarkannya berhamburan di tanah, kotor, ancur deh pokoknya. Sampai pada suatu hari ada suatu hal yang nggak tau kenapa masih membekas di benak gue dan gue pun selalu rindu datangnya hujan. ***             Sore itu, hujan turun lebat banget, biasanya sih kalau lagi hujan gini daerah sekitar perumahan gue tuh, banjir, maklum lah Jakarta, kalau Jakarta banjir kayanya udah biasa gitu deh, tapi nggak tau kenapa, hujan kali ini nggak bikin daerah sekitar rumah gue banjir, Alhamdulillah.     “Mah, yang anget-anget enak nih mah, hehe.” Ucap gue sama nyokap gue yang amat sangat baik itu     “Emang kamu mau yang anget-anget itu apa Ris?” Tanya nyokap, menanggapi     “yang anget-anget itu ya misalkan teh anget, atau apa aja deh mah, ...

My Diary...(Part III)

Pagi ini aku bangun dengan malas. Setelah shalat subuh, aku ingin merebahkan tubuhku lagi rasanya. Tapi handphone yang bergetar membuatku mengurungkan niatku untuk tidur lagi, uuhh dasar mengganggu saja. Aku membuka pesan singkat yang ada di handphone ku, Dio, ada apa sih dia sms aku pagi-pagi? From: Dio Turun dong, lari pagi yuk biar sehat, hehe. Dio? kerumahku? pagi-pagi? ngapain? aku melongok ke bawah dari jendela kamarku, motornya ada, dari jam berapa dia di sini? lalu, ku balas pesannya. To: Dio Kamu!! lagi-lagi mengganggu ku, aku tidak mau lari pagi ah...malas!! Tak lama kemudian pintu kamarku di ketuk. Paling ibu, batinku. Dengan malas aku berjalan mendekati pintu, perlahan aku memegang k'nop pintunya dan aku mulai membukanya. Aaaaaaaaaaaaa....!! * Hebat!! Dio berhasil meluluhkan hatiku untuk yang kedua kalinya. Aku sedang bersamanya sekarang, lari pagi aah aku ingin menolaknya, tapi kecupannya yang mendarat di dahiku berhasil menghipnotisku, jadilah ak...

Random

seperti biasa yah gue nggak bisa menghilangkan rasa galau yang ada di diri gue ini. mau di ilang2in tetep aja datang lagi...datang lagi. sekarang ini gue mau mengeluarkan isi perut gue..ooh bukan bukan gue mau keluarin isi dompet kan lumayan kan kalo isi dompet di keluarin, tapi sayangnya isi dompet gue itu bukan uang, melainkan kwitansi-kwit/ansi bekas pembayaran yang amat sangat nggak penting banget. harusnya kan gue bakar ya? tapi entah kenapa gue nggak tega buat ngebakarnya hikss...yessshaaaa RANDOM, kenapa gue kasih judul postingan gue begitu? karena hari ini...no malam ini gue lagi benar-benar random...acak..shuffle apa lagi yang dapat di artikan dengan kata acak?  nggak cuma acak, tapi acak-acakan banyak banget persoalan yang emang harus segera di selesaikan tapi enggak selesai-selesai. Iya bener! nyiksa. yaaaaa gue tau gue tau kalo nggak di selesaikan sekarang mau kapan lagi? yakan? mau tau apa yang jadi persoalan? yang pertama, gue udah tujuh belas tahun sekali lagi gue ...