Langsung ke konten utama

My Diary...(Part X)

Nadya sudah bisa di bawa pulang ke rumah, aku, Dio, Laza tapi tanpa Dan menjenguknya di rumah sekalian Laza silaturahmi sama mamanya.
"Gimana Nad, apa rasanya?"tanya Dio bercanda.
"Yah gini deh Yo, ngilu-ngilu semua."jawabnya.
"Nih apelnya Nad."kataku sambil memberikan sepotong apel yang barusan ku kupas.
"Thank's ya Ci."sahutnya sambil tersenyum."Okeh santai aja sama aku hehe."
Seakan tak punya dendam, kami pun saling bersenda gurau.
"Ayo di minum orange juice nya."
Laza pun tertegun.
"Mama, apa kabar?"tanya Laza agak ragu.
"Laza!!"
Mereka pun berpelukan.
"Lama nggak ketemu ya ma, Laza kangen."ucap Laza.
"Mama juga sayang, papa apa kabar?"
"Baik ma, baik banget hehe."
Akhirnya, laza tertawa juga, kalau begitu dia sangat manis sekali.
"Udahan ah sedih-sedihannya, ayo minum!"ucap Nadya.
Kami pun minum seperti orang yang habis dari gurun pasir, ber jam jam tidak bertemu air sama sekali.
"Oh iya Cia, maaf ya soal...""Udah di maafin kok Nad."
"Emang apaan?"tanya Nadya.
"Eh? nggak tau aku."sahutku polos.
semuanya pun riuh tertawa.
"Maaf soal saingan itu."
"Nah iya tuh saingan apa sih? kok gue nggak tau ya?"
"Mana mungkin lo tau Yo, kan elo bahan saingannya."
"Daniel !!"seru kami bersamaan.
Dan hanya menyeringai, tertawa juga sesekali.
"Gila, jadi cewek berdua ini bersaing mendapatkan gue?"
"Iya hahaha."
"Wah sorry nih ye, kalau Nadya sama Cia saingan dapetin gue? pasti Nadya yang menang nih."
Ah? masa sih? uuh.
"Cantiknya, langsingnya, Nadya pasti menang...tapi soal hatinya...ehem.."
"Aku tau nih siapa yang kamu maksud."sahut Laza.
"Eh jangan bocor deh lo Za."
"Hahaha iya Yo ampun."
"Cia, aku ngaku kalah sama kamu."ucap Nadya tiba-tiba.
"Kok gitu Nad?"
"Emang dari dulu Dio itu mendambakan kamu Ci."sambung Nadya.
"Nad, udah ya Nad ya gausah di terusin Nad, nggak enak Nad."sahut Dio, grogi.
"Diem dulu Yo sebentar."ucapku.
"Ci, mendingan nggak usah dengerin dia ya, boong dia ituu."
PLAAK..sepatu melayang di kepala Dio.
"Auw, sakit Nad."
"Kamu boleh bilang aku tukan bohong, jahat, atau lainnya, tapi yang lagi aku omongin sekarang tuh bener."
Nah kan, ngamuk deh Nadya itu.
"Dio selalu bilang sama aku, dia nggak akan gebet cewek Paris, karena di Indonesia itu ada cewek yang lagi nunggu dia juga namanya Lucia."
Dio..benarkah katanya?
"Iya bener Ci, cewek Paris kan unyu-unyu ya Ci, Dio mah nggak mau Ci, dia maunya sama lo."
Tersipu deh aku.
"Ih Cia mukanya meraaah...."
"Emang iya ya? aaaah.."
"Ciyeee...."
"Aku sadar sekarang, saingannya kita batalin aja Ci, kamu yang menang, aku kalah."
"Yah Nad, nggak seru dong."sahutku.
"Aku yang jelas-jelas kalah masa aku mau maksa biar menang? nggak worth it banget, lagian masih banyak cowok yang mau sama aku di paris sana."
"Wuuuu...."
Semuanya menyorakki Nadya.
"Maafin aku ya Dan, selama ini bikin kamu nggak nyaman, sekarang kamu boleh pilih kok mau kakak nya itu aku atau Laza sama saja."
"Pilih tuh Dan.."sahut Dio.
"Kakak Dio aja deh yang jadi kakak aku, mau nggak?"ucap Dan mengikuti logat banci yang manja.
Kami pun terkekeh.
"Idih, najis lo Dan , mendingan ama monyet."
"Sialan lo Yo."
"Eh Dan, di maafin nggak itu, becanda aja.."sahut Laza tiba-tiba.
"Iya gue maafin Nad, maafin gue juga ya udah berusaha membunuh lo."
"Aku emang pantes di gituin kok Dan..."
Hening.
"Dan, lo kok nggak di tangkep polisi?"tanya Dio
Dan pun menyeringai nakal "Polisinya baik bro."
"Baik gimana? Waah lo kabur ya?"
"Enak aja, bokap gue yang bebasin tauu.."
"Kamu udah ketemu papa Dan?"tanya Laza.
"Udah dong, udah makan bareng, main bareng, pokoknya bareng-bareng dehh. Oh iya setelah gue pikir-pikir gue mau tinggal sama lo aja ah Za, kangen sama papa lagi gue."
"Duileee, kaya pasangan baru aja, baru abis sama-sama begitu pisah langsung kangen."
"Yaudah si Yo, sirik aja lo sama gue."
"Ampun bang...ampun..hehehe"
Semuanya tampak senang, Nadya sudah menyesali perbuatannya.
"Za, aku minta maaf jug aya sama kamu...gimana sama...Rey?"tanya Nadya di sela lamunanku.
"Iya, Nad...sama-sama ya hehe. Rey? dia calon tunanganku sekarang."
"Waah, nanti kalau tunangannya undang-undang aku ya."
"Pasti..."
Obrolan pun berlanjut sampai malam tiba. Setelah itu kami pamit pulang. Aku pulang di bonceng Dio naik motor resenya itu, Laza pulang sama Dan naik ninja RR Dan yang waktu itu aku pernah naikin juga hehe. Ah indahnya kalau happy ending seperti ini. Lelah rasanya hari ini, aku ingin cepat-cepat pulang dan..tidur.
*
"Sampeee deehh...hehe"
Dio ini kenapa doyannya cengengesan sih?
"Makasih ya Yo Hoaaah, ngantuk."ucapku sambil turun dari motornya.
"Wes Ci, masih melek kan? sempoyongan gitu berdirinya?"tanya Dio, khawatir.
"Hehe masih melek kok Yo cuma ngantuk nggak tahan nih, masuk dulu ya."sahutku, kasihan Dio kalau tidak ngantuk pasti ku ajak masuk dia.
"Ci.."
"Ya?"sahutku sambil merem melek, aduuh nggak tahan ini ngantuk sekali.
"Lo lucu deh, merem melek gitu hihi."
"Ah Dio nggak lucu tauuu."
"Hehe iya iya...aku cuma mau bilang met bobo yaa Cia ku sayang.."
Untung di saat ngantuk begini aku masih dengar ia mengucapkan sayang.
"Gue sayang banget Ci sama lo..."
Tuh kan nggak konsisten, tadi aku kamu sekarang gue elo. Hhh~
"Iya Yo, sama.."
Eh? aku lagi sadar nggak sih bicara begitu?
"Sama apaan Ci?"
"Sama, aku sayang juga sama kamu, walupun kamu kadang nyebelin, udah ngancurin kue ulang tahun aku waktu dulu, tapi yaaa aku nggak bisa ngelak kalo aku sayang sama kamu juga."
Huh lega sudah mengatakan ini.
"Aku masuk dulu ya Yo.."
"Ketinggalan Ci.."
Seketika Dio menarik tanganku dan mencium bibirku (lagi!).
"Arrrgghh...Diooooo.."
"Hehe, maaf ya Ci, sekali ini aja kok.."
Sekali ini sekali ini, ini sudah dua kali tauuu..
Aku mendengus kesal.
"Yah Ci, lo marah sama gue ya?"
"Iya...!!"
Buru-aku masuk ke dalam teras rumah. Dio tidak mengejarku, apa aku balik lagi saja ya? aah tidak tega juga.
"Yo..."
"Ya?"
"Aku nggak marah sama kamu kok.."
Ucapku sambil mengecup keningnya."Sana pulang, udah malem hati-hati bawa motor ya hihi"
"Makasih ya sayaaang..."
"Dio, jangan teriak-teriak..."
"Biarin aja weee."
Jadi beginilah akhirnya, ternyata wajahku yang buruk, tubuhku yang besar dan kacamataku yang besar ini tidak menghalangi lelaki tampan manapun untuk memilikiku. Sebenarnya, cerita hidup orang culun dan nothing itu nggak seburuk yang aku kira, memang perlu waktu untuk prosesnya. Thank's God, you are the best..

*The End

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA HUJAN DATANG             Awalnya gue benci sama hujan, gara-gara, dia basahin tugas-tugas gue dan membiarkannya berhamburan di tanah, kotor, ancur deh pokoknya. Sampai pada suatu hari ada suatu hal yang nggak tau kenapa masih membekas di benak gue dan gue pun selalu rindu datangnya hujan. ***             Sore itu, hujan turun lebat banget, biasanya sih kalau lagi hujan gini daerah sekitar perumahan gue tuh, banjir, maklum lah Jakarta, kalau Jakarta banjir kayanya udah biasa gitu deh, tapi nggak tau kenapa, hujan kali ini nggak bikin daerah sekitar rumah gue banjir, Alhamdulillah.     “Mah, yang anget-anget enak nih mah, hehe.” Ucap gue sama nyokap gue yang amat sangat baik itu     “Emang kamu mau yang anget-anget itu apa Ris?” Tanya nyokap, menanggapi     “yang anget-anget itu ya misalkan teh anget, atau apa aja deh mah, ...

My Diary...(Part III)

Pagi ini aku bangun dengan malas. Setelah shalat subuh, aku ingin merebahkan tubuhku lagi rasanya. Tapi handphone yang bergetar membuatku mengurungkan niatku untuk tidur lagi, uuhh dasar mengganggu saja. Aku membuka pesan singkat yang ada di handphone ku, Dio, ada apa sih dia sms aku pagi-pagi? From: Dio Turun dong, lari pagi yuk biar sehat, hehe. Dio? kerumahku? pagi-pagi? ngapain? aku melongok ke bawah dari jendela kamarku, motornya ada, dari jam berapa dia di sini? lalu, ku balas pesannya. To: Dio Kamu!! lagi-lagi mengganggu ku, aku tidak mau lari pagi ah...malas!! Tak lama kemudian pintu kamarku di ketuk. Paling ibu, batinku. Dengan malas aku berjalan mendekati pintu, perlahan aku memegang k'nop pintunya dan aku mulai membukanya. Aaaaaaaaaaaaa....!! * Hebat!! Dio berhasil meluluhkan hatiku untuk yang kedua kalinya. Aku sedang bersamanya sekarang, lari pagi aah aku ingin menolaknya, tapi kecupannya yang mendarat di dahiku berhasil menghipnotisku, jadilah ak...

Random

seperti biasa yah gue nggak bisa menghilangkan rasa galau yang ada di diri gue ini. mau di ilang2in tetep aja datang lagi...datang lagi. sekarang ini gue mau mengeluarkan isi perut gue..ooh bukan bukan gue mau keluarin isi dompet kan lumayan kan kalo isi dompet di keluarin, tapi sayangnya isi dompet gue itu bukan uang, melainkan kwitansi-kwit/ansi bekas pembayaran yang amat sangat nggak penting banget. harusnya kan gue bakar ya? tapi entah kenapa gue nggak tega buat ngebakarnya hikss...yessshaaaa RANDOM, kenapa gue kasih judul postingan gue begitu? karena hari ini...no malam ini gue lagi benar-benar random...acak..shuffle apa lagi yang dapat di artikan dengan kata acak?  nggak cuma acak, tapi acak-acakan banyak banget persoalan yang emang harus segera di selesaikan tapi enggak selesai-selesai. Iya bener! nyiksa. yaaaaa gue tau gue tau kalo nggak di selesaikan sekarang mau kapan lagi? yakan? mau tau apa yang jadi persoalan? yang pertama, gue udah tujuh belas tahun sekali lagi gue ...