Aku berjalan tanpa
mempedulikan seisi sekolahku. Aku hanya melihat ke bawah dan tiba-tiba
TIIN.. suara itu mengagetkan ku huhh hampir saja ketabrak, batinku. Aku
mulai berjalan lagi, kali ini aku berjalan dengan sangat hati-hati dan
tak lupa untuk melihat sekelilingku takut kalu tiba-tiba bukan motor
lagi yang mengklaksonku hehe. Aku memasuki gedung sekolahku yang lebih
mirip rumah sakit itu, masih gelap lampu di lorong-lorong belum
dinyalakan. Mungkin kalau aku lewat di lorong tersebut aku bisa menubruk
tong sampah yang lebih mirip sama bak mandi itu kali. Pasalnya lorong
itu benar-benar gelap sampai akhirnya TAP suara sklar lampu yang sangat
nyaring itu di tekan oleh office boy sekolahku dan lorong itu menjadi
terang benderang sekarang. Oh ya aku lup memperkenalkan diri ku. Nama ku
Lucia biasanya mereka (teman-temanku) memanggilku sesuka hati hhh aku
sebetulnya tidak suka, karena aku kaum yang lemah jadi aku mengalah.
Aku sering sekali di tindas teman-temanku, tapi ada satu yang selalu membelaku namanya Matt ia baik sekali padaku, selalu melindungiku dari serangan-serangan jahil dan jahat dari teman-temanku yang lain, aku juga sempat naksir dia walaupun akhirnya aku sadar ia bukanlah seseorang yang harus ku miliki melainkan seseorang yang harus ku lindungi juga, tapi aku sering bertanya bagaimana aku melindungi dia?
"Sudahlah Lu, kamu nggak usah perdulikan aku, yang penting mereka nggak mengganggumu lagi kan?" begitu katanya saat aku ingin melindungi Matt juga. Ia benar-benar pahlawan ku dan juga sahabat terbaikku.
*
Aku duduk di bangku paling depan, seorang diri. Kalau saja aku ini cantik dan populer juga tubuhku tidak segendut ini, mungkin sekarang aku sudah punya banyak teman. Aku hanya pintar dalam bidang akademik saja tapi masalah berdandan dan meuwjudkan cita-cita menjadi populer itu bukan keahlianku sama sekali. Memang sih aku ini sangat culun, membedakan mana yang sesungguhnya dan mana yang pura-pura saja aku tak mampu. Pernah sekali aku di ajak ke kantin bersama dengan genk yang ada di dekelasku, aku menurut saja karena hatiku ingin sekali kalau aku punya banyak teman, wajar kan kalau aku berharap lebih pada mereka? tidak taunya mereka hanya memanfaatkan ku sebagai ATM berjalan. Bodohnya aku.
"Sorry, ini bener kelas 12A?"tanya cowok yang tak ku kenal. hhh pagi-pagi begini tumben sekali ada yang menggangguku melamun.
"Ya tentu saja, memang kamu nggak lihat plang yang ada di depan kelas?"tanyaku cuek.
Tiba-tiba saja ia (si cowok tadi) berjalan kembali ke depan pintu kelas, kenapa sih dia itu? minumnya di mana kok mabuknya di sini?
"Oh iya, sorry ya gue nggak liat hehe."
huhh cowok aneh plang segede gaban kok nggak keliatan, percuma dong punya mata segede telur mata sapi?
"Gue Dio, lo siapa?"ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Oh, aku Lucia panggilannya...hmm...suka-suka kamu deh."jawabku jutek.
"Lo rajin ya datang pagi-pagi buta, bantuin OB nge-pel?"
"Aku emang selalu datang pagi kok, sebelum ayam berkokok aja aku sudah bangun."
"Wiih, hebat. Dibangunin ayamnya ya? suruh berkokok duluan?"
Sial cowok ini, batinku.
"Kamu siapa? kok aku baru pernah liat kamu?"tanyaku sambil membenarkan letak kacamata ku.
"Oh iya lupa, i'm a new student here dear."jawabnya sambil tersenyum.
"Oh."sahutku singkat.
"Lo kenapa sih? jutek amat sama gue?"
"Aku liat muka kamu jadi laper."jawabku asal.
"Emang lo kata gue apaan? Hey mau kemana?"
Bodo deh, dia mau teriak-teriak sampai suaranya serak juga tidak masalah, aku tidak peduli. Karena aku benar-benar lapar sekarang.
*
Akhirnya murid itu di perkenalkan juga pada kami, namanya Razera Dio. menurutku namanya aneh entah mirip nama apa yang jelas aneh dan GOTCHA ! ia sebangku denganku sekarang, benar-benar hal yang tak terduga. Padahal semua cewek satu kelas ku pada berebut untuk duduk bersamanya tapi kenapa ia lebih memilih duduk denganku? Oh Tuhan habislah nyawaku hari ini.
"Tampang lo pucat lagi tuh, lo punya penyakit apa sih? apa lo kebelet buang air? buang dulu sana entar kalo di tahan-tahan jadi penyakit lagi."
Ah cowok ini benar-benar sok tau, pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk mengabaikan perkataannya dan kembali fokus pada pelajaran karena setelah istirahat yang 20 menit ini pelajaran pun akan di mulai kembali.
*
"Lo pulang ke arah mana? gue anter yuk?"ajaknya, santai.
"Nggak terimakasih aku pulang sendiri aja."
Cowok ini, aduh maunya apa sih.
"Benar nih nggak mau?"
Oh ya kalau saja aku menggenggam martil sekarang, akan ku martil kepalamu itu.
"Tidak terimakasih ya, aku duluan."
Mending pergi saja deh, dari pada di paksa terus-menerus.
Sampai di lobby aku seperti kehilangan sesuatu tapi apa ya...Hmm... Ah ya jaketku ya ampun ceroboh sekali aku masa iya aku harus naik lagi ke lantai empat.
"Cari ini Lu?"
Matt, pahlawanku.
"Terimakasih Matt, aku hampir kehilangan..."
"Jaket kesayangan mu? Lain kali hati-hati ya, aku duluan."
Aku melambai padanya, tau-tau ia sudah menghilang dari pandanganku, ya ampun. Tiba-tiba saja motor dengan pengendara yang tidak begitu ku kenal berhenti di depanku dan perlahan membuka helm-nya.
"Dompet lo bukan?"tanyanya. Oh ya aku baru ingat itu Dio si anak baru hihi.
"Eh? iya iya kok bisa ada di kamu?"
"Ketinggalan neng, jangan ceroboh lain kali."
"Trims.."
Dan Dio pun sudah memegang kemudi motornya untuk pulang.
"Gue duluan ya Ci, bye."
Hilang. cepat benar mengendarai motornya. Tiba-tiba aku menyadari satu hal, Hey! itu motor yang mengagetkanku tadi pagi aaaaaaaaaaaaahhhh siaaal...
*To Be Continued ;)
Aku sering sekali di tindas teman-temanku, tapi ada satu yang selalu membelaku namanya Matt ia baik sekali padaku, selalu melindungiku dari serangan-serangan jahil dan jahat dari teman-temanku yang lain, aku juga sempat naksir dia walaupun akhirnya aku sadar ia bukanlah seseorang yang harus ku miliki melainkan seseorang yang harus ku lindungi juga, tapi aku sering bertanya bagaimana aku melindungi dia?
"Sudahlah Lu, kamu nggak usah perdulikan aku, yang penting mereka nggak mengganggumu lagi kan?" begitu katanya saat aku ingin melindungi Matt juga. Ia benar-benar pahlawan ku dan juga sahabat terbaikku.
*
Aku duduk di bangku paling depan, seorang diri. Kalau saja aku ini cantik dan populer juga tubuhku tidak segendut ini, mungkin sekarang aku sudah punya banyak teman. Aku hanya pintar dalam bidang akademik saja tapi masalah berdandan dan meuwjudkan cita-cita menjadi populer itu bukan keahlianku sama sekali. Memang sih aku ini sangat culun, membedakan mana yang sesungguhnya dan mana yang pura-pura saja aku tak mampu. Pernah sekali aku di ajak ke kantin bersama dengan genk yang ada di dekelasku, aku menurut saja karena hatiku ingin sekali kalau aku punya banyak teman, wajar kan kalau aku berharap lebih pada mereka? tidak taunya mereka hanya memanfaatkan ku sebagai ATM berjalan. Bodohnya aku.
"Sorry, ini bener kelas 12A?"tanya cowok yang tak ku kenal. hhh pagi-pagi begini tumben sekali ada yang menggangguku melamun.
"Ya tentu saja, memang kamu nggak lihat plang yang ada di depan kelas?"tanyaku cuek.
Tiba-tiba saja ia (si cowok tadi) berjalan kembali ke depan pintu kelas, kenapa sih dia itu? minumnya di mana kok mabuknya di sini?
"Oh iya, sorry ya gue nggak liat hehe."
huhh cowok aneh plang segede gaban kok nggak keliatan, percuma dong punya mata segede telur mata sapi?
"Gue Dio, lo siapa?"ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Oh, aku Lucia panggilannya...hmm...suka-suka kamu deh."jawabku jutek.
"Lo rajin ya datang pagi-pagi buta, bantuin OB nge-pel?"
"Aku emang selalu datang pagi kok, sebelum ayam berkokok aja aku sudah bangun."
"Wiih, hebat. Dibangunin ayamnya ya? suruh berkokok duluan?"
Sial cowok ini, batinku.
"Kamu siapa? kok aku baru pernah liat kamu?"tanyaku sambil membenarkan letak kacamata ku.
"Oh iya lupa, i'm a new student here dear."jawabnya sambil tersenyum.
"Oh."sahutku singkat.
"Lo kenapa sih? jutek amat sama gue?"
"Aku liat muka kamu jadi laper."jawabku asal.
"Emang lo kata gue apaan? Hey mau kemana?"
Bodo deh, dia mau teriak-teriak sampai suaranya serak juga tidak masalah, aku tidak peduli. Karena aku benar-benar lapar sekarang.
*
Akhirnya murid itu di perkenalkan juga pada kami, namanya Razera Dio. menurutku namanya aneh entah mirip nama apa yang jelas aneh dan GOTCHA ! ia sebangku denganku sekarang, benar-benar hal yang tak terduga. Padahal semua cewek satu kelas ku pada berebut untuk duduk bersamanya tapi kenapa ia lebih memilih duduk denganku? Oh Tuhan habislah nyawaku hari ini.
"Tampang lo pucat lagi tuh, lo punya penyakit apa sih? apa lo kebelet buang air? buang dulu sana entar kalo di tahan-tahan jadi penyakit lagi."
Ah cowok ini benar-benar sok tau, pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk mengabaikan perkataannya dan kembali fokus pada pelajaran karena setelah istirahat yang 20 menit ini pelajaran pun akan di mulai kembali.
*
"Lo pulang ke arah mana? gue anter yuk?"ajaknya, santai.
"Nggak terimakasih aku pulang sendiri aja."
Cowok ini, aduh maunya apa sih.
"Benar nih nggak mau?"
Oh ya kalau saja aku menggenggam martil sekarang, akan ku martil kepalamu itu.
"Tidak terimakasih ya, aku duluan."
Mending pergi saja deh, dari pada di paksa terus-menerus.
Sampai di lobby aku seperti kehilangan sesuatu tapi apa ya...Hmm... Ah ya jaketku ya ampun ceroboh sekali aku masa iya aku harus naik lagi ke lantai empat.
"Cari ini Lu?"
Matt, pahlawanku.
"Terimakasih Matt, aku hampir kehilangan..."
"Jaket kesayangan mu? Lain kali hati-hati ya, aku duluan."
Aku melambai padanya, tau-tau ia sudah menghilang dari pandanganku, ya ampun. Tiba-tiba saja motor dengan pengendara yang tidak begitu ku kenal berhenti di depanku dan perlahan membuka helm-nya.
"Dompet lo bukan?"tanyanya. Oh ya aku baru ingat itu Dio si anak baru hihi.
"Eh? iya iya kok bisa ada di kamu?"
"Ketinggalan neng, jangan ceroboh lain kali."
"Trims.."
Dan Dio pun sudah memegang kemudi motornya untuk pulang.
"Gue duluan ya Ci, bye."
Hilang. cepat benar mengendarai motornya. Tiba-tiba aku menyadari satu hal, Hey! itu motor yang mengagetkanku tadi pagi aaaaaaaaaaaaahhhh siaaal...
*To Be Continued ;)
Komentar
Posting Komentar