Langsung ke konten utama

My Diary...(Part I)

Aku berjalan tanpa mempedulikan seisi sekolahku. Aku hanya melihat ke bawah dan tiba-tiba TIIN.. suara itu mengagetkan ku huhh hampir saja ketabrak, batinku. Aku mulai berjalan lagi, kali ini aku berjalan dengan sangat hati-hati dan tak lupa untuk melihat sekelilingku takut kalu tiba-tiba bukan motor lagi yang mengklaksonku hehe. Aku memasuki gedung sekolahku yang lebih mirip rumah sakit itu, masih gelap lampu di lorong-lorong belum dinyalakan. Mungkin kalau aku lewat di lorong tersebut aku bisa menubruk tong sampah yang lebih mirip sama bak mandi itu kali. Pasalnya lorong itu benar-benar gelap sampai akhirnya TAP suara sklar lampu yang sangat nyaring itu di tekan oleh office boy sekolahku dan lorong itu menjadi terang benderang sekarang. Oh ya aku lup memperkenalkan diri ku. Nama ku Lucia biasanya mereka (teman-temanku) memanggilku sesuka hati hhh aku sebetulnya tidak suka, karena aku kaum yang lemah jadi aku mengalah.
Aku sering sekali di tindas teman-temanku, tapi ada satu yang selalu membelaku namanya Matt ia baik sekali padaku, selalu melindungiku dari serangan-serangan jahil dan jahat dari teman-temanku yang lain, aku juga sempat naksir dia walaupun akhirnya aku sadar ia bukanlah seseorang yang harus ku miliki melainkan seseorang yang harus ku lindungi juga, tapi aku sering bertanya bagaimana aku melindungi dia?
"Sudahlah Lu, kamu nggak usah perdulikan aku, yang penting mereka nggak mengganggumu lagi kan?" begitu katanya saat aku ingin melindungi Matt juga. Ia benar-benar pahlawan ku dan juga sahabat terbaikku.
*
Aku duduk di bangku paling depan, seorang diri. Kalau saja aku ini cantik dan populer juga tubuhku tidak segendut ini, mungkin sekarang aku sudah punya banyak teman. Aku hanya pintar dalam bidang akademik saja tapi masalah berdandan dan meuwjudkan cita-cita menjadi populer itu bukan keahlianku sama sekali. Memang sih aku ini sangat culun, membedakan mana yang sesungguhnya dan mana yang pura-pura saja aku tak mampu. Pernah sekali aku di ajak ke kantin bersama dengan genk yang ada di dekelasku, aku menurut saja karena hatiku ingin sekali kalau aku punya banyak teman, wajar kan kalau aku berharap lebih pada mereka? tidak taunya mereka hanya memanfaatkan ku sebagai ATM berjalan. Bodohnya aku.
"Sorry, ini bener kelas 12A?"tanya cowok yang tak ku kenal. hhh pagi-pagi begini tumben sekali ada yang menggangguku melamun.
"Ya tentu saja, memang kamu nggak lihat plang yang ada di depan kelas?"tanyaku cuek.
Tiba-tiba saja ia (si cowok tadi) berjalan kembali ke depan pintu kelas, kenapa sih dia itu? minumnya di mana kok mabuknya di sini?
"Oh iya, sorry ya gue nggak liat hehe."
huhh cowok aneh plang segede gaban kok nggak keliatan, percuma dong punya mata segede telur mata sapi?
"Gue Dio, lo siapa?"ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Oh, aku Lucia panggilannya...hmm...suka-suka kamu deh."jawabku jutek.
"Lo rajin ya datang pagi-pagi buta, bantuin OB nge-pel?"
"Aku emang selalu datang pagi kok, sebelum ayam berkokok aja aku sudah bangun."
"Wiih, hebat. Dibangunin ayamnya ya? suruh berkokok duluan?"
Sial cowok ini, batinku.
"Kamu siapa? kok aku baru pernah liat kamu?"tanyaku sambil membenarkan letak kacamata ku.
"Oh iya lupa, i'm a new student here dear."jawabnya sambil tersenyum.
"Oh."sahutku singkat.
"Lo kenapa sih? jutek amat sama gue?"
"Aku liat muka kamu jadi laper."jawabku asal.
"Emang lo kata gue apaan? Hey mau kemana?"
Bodo deh, dia mau teriak-teriak sampai suaranya serak juga tidak masalah, aku tidak peduli. Karena aku benar-benar lapar sekarang.
*
Akhirnya murid itu di perkenalkan juga pada kami, namanya Razera Dio. menurutku namanya aneh entah mirip nama apa yang jelas aneh dan GOTCHA ! ia sebangku denganku sekarang, benar-benar hal yang tak terduga. Padahal semua cewek satu kelas ku pada berebut untuk duduk bersamanya tapi kenapa ia lebih memilih duduk denganku? Oh Tuhan habislah nyawaku hari ini.
"Tampang lo pucat lagi tuh, lo punya penyakit apa sih? apa lo kebelet buang air? buang dulu sana entar kalo di tahan-tahan jadi penyakit lagi."
Ah cowok ini benar-benar sok tau, pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk mengabaikan perkataannya dan kembali fokus pada pelajaran karena setelah istirahat yang 20 menit ini pelajaran pun akan di mulai kembali.
*
"Lo pulang ke arah mana? gue anter yuk?"ajaknya, santai.
"Nggak terimakasih aku pulang sendiri aja."
Cowok ini, aduh maunya apa sih.
"Benar nih nggak mau?"
Oh ya kalau saja aku menggenggam martil sekarang, akan ku martil kepalamu itu.
"Tidak terimakasih ya, aku duluan."
Mending pergi saja deh, dari pada di paksa terus-menerus.
Sampai di lobby aku seperti kehilangan sesuatu tapi apa ya...Hmm... Ah ya jaketku ya ampun ceroboh sekali aku masa iya aku harus naik lagi ke lantai empat.
"Cari ini Lu?"
Matt, pahlawanku.
"Terimakasih Matt, aku hampir kehilangan..."
"Jaket kesayangan mu? Lain kali hati-hati ya, aku duluan."
Aku melambai padanya, tau-tau ia sudah menghilang dari pandanganku, ya ampun. Tiba-tiba saja motor dengan pengendara yang tidak begitu ku kenal berhenti di depanku dan perlahan membuka helm-nya.
"Dompet lo bukan?"tanyanya. Oh ya aku baru ingat itu Dio si anak baru hihi.
"Eh? iya iya kok bisa ada di kamu?"
"Ketinggalan neng, jangan ceroboh lain kali."
"Trims.."
Dan Dio pun sudah memegang kemudi motornya untuk pulang.
"Gue duluan ya Ci, bye."
Hilang. cepat benar mengendarai motornya. Tiba-tiba aku menyadari satu hal, Hey! itu motor yang mengagetkanku tadi pagi aaaaaaaaaaaaahhhh siaaal...

*To Be Continued ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA HUJAN DATANG             Awalnya gue benci sama hujan, gara-gara, dia basahin tugas-tugas gue dan membiarkannya berhamburan di tanah, kotor, ancur deh pokoknya. Sampai pada suatu hari ada suatu hal yang nggak tau kenapa masih membekas di benak gue dan gue pun selalu rindu datangnya hujan. ***             Sore itu, hujan turun lebat banget, biasanya sih kalau lagi hujan gini daerah sekitar perumahan gue tuh, banjir, maklum lah Jakarta, kalau Jakarta banjir kayanya udah biasa gitu deh, tapi nggak tau kenapa, hujan kali ini nggak bikin daerah sekitar rumah gue banjir, Alhamdulillah.     “Mah, yang anget-anget enak nih mah, hehe.” Ucap gue sama nyokap gue yang amat sangat baik itu     “Emang kamu mau yang anget-anget itu apa Ris?” Tanya nyokap, menanggapi     “yang anget-anget itu ya misalkan teh anget, atau apa aja deh mah, ...

My Diary...(Part III)

Pagi ini aku bangun dengan malas. Setelah shalat subuh, aku ingin merebahkan tubuhku lagi rasanya. Tapi handphone yang bergetar membuatku mengurungkan niatku untuk tidur lagi, uuhh dasar mengganggu saja. Aku membuka pesan singkat yang ada di handphone ku, Dio, ada apa sih dia sms aku pagi-pagi? From: Dio Turun dong, lari pagi yuk biar sehat, hehe. Dio? kerumahku? pagi-pagi? ngapain? aku melongok ke bawah dari jendela kamarku, motornya ada, dari jam berapa dia di sini? lalu, ku balas pesannya. To: Dio Kamu!! lagi-lagi mengganggu ku, aku tidak mau lari pagi ah...malas!! Tak lama kemudian pintu kamarku di ketuk. Paling ibu, batinku. Dengan malas aku berjalan mendekati pintu, perlahan aku memegang k'nop pintunya dan aku mulai membukanya. Aaaaaaaaaaaaa....!! * Hebat!! Dio berhasil meluluhkan hatiku untuk yang kedua kalinya. Aku sedang bersamanya sekarang, lari pagi aah aku ingin menolaknya, tapi kecupannya yang mendarat di dahiku berhasil menghipnotisku, jadilah ak...

Random

seperti biasa yah gue nggak bisa menghilangkan rasa galau yang ada di diri gue ini. mau di ilang2in tetep aja datang lagi...datang lagi. sekarang ini gue mau mengeluarkan isi perut gue..ooh bukan bukan gue mau keluarin isi dompet kan lumayan kan kalo isi dompet di keluarin, tapi sayangnya isi dompet gue itu bukan uang, melainkan kwitansi-kwit/ansi bekas pembayaran yang amat sangat nggak penting banget. harusnya kan gue bakar ya? tapi entah kenapa gue nggak tega buat ngebakarnya hikss...yessshaaaa RANDOM, kenapa gue kasih judul postingan gue begitu? karena hari ini...no malam ini gue lagi benar-benar random...acak..shuffle apa lagi yang dapat di artikan dengan kata acak?  nggak cuma acak, tapi acak-acakan banyak banget persoalan yang emang harus segera di selesaikan tapi enggak selesai-selesai. Iya bener! nyiksa. yaaaaa gue tau gue tau kalo nggak di selesaikan sekarang mau kapan lagi? yakan? mau tau apa yang jadi persoalan? yang pertama, gue udah tujuh belas tahun sekali lagi gue ...