Mungkin efek di cium di
kening masih tersisa sampai sekarang, buktinya aku selalu saja memegangi
keningku. Dio, dia baik sekali padaku, bahkan bilang merindukanku, aku
selalu di panggil 'Gendut'. Kalau ku tanya kenapa ia memanggilku begitu,
ia selalu menjawab "Anggep aja itu panggilan sayang gue ke elo hehe."
begitu katanya. Kalau aku mengingat wajahnya, aku jadi bersemangat, tapi
kalau mengingat saingannya waah agak berat. Nadya, ia cantik ah
pokoknya sempurna deh, jika di bandingkan denganku beda begitu
jauuuuuhh sekali, jadi minder. Handphone ku kembali bergetar, kenapa sih
senang sekali mengirimi ku sms pagi-pagi buta, pasti Dio.
From: +62857232380
Selamat pagi :-)
Oh tidaaaak, siapa lagi ini? Kenapa aku mendadak punya banyak penggemar rahasia?
To: +62857232380
Siapa nih?
Lima menit. Sepuluh menit. Tidak ada balasan, mungkin orang jahil. Sudahlah, aku harus berangkat sekolah pagi ini.
*
Aku mengambil satu lembar roti dan mengoleskannya dengan selai blueberry yang hmm yummy, di tambah dengan segelas susu, rasanya sangat nikmat. Lalu Ibu datang memberiku bekal makan untuk ku bawah ke sekolah, Ibu memang paling baik deh. Berhubung aku anak bungsu jadi aku harus sarapan seoarang diri, kakak laki-laki ku sedang sekolah di Jerman. Ayah sedang dinas ke luar kota, jadi sisanya aku sama Ibu di rumah.
"hayo cepat makannya, nanti terlambat."
"Iya bu, ini juga udah selesai kok."
Aku memasukan bekal ku ke dalam tas dan siap untuk berangkat.
"Berangkat dulu ya bu, Assalamualaikum."
"Iya, hati-hati ya Cia Waalaikumsalam."
Aku mulai berjalan ke luar rumah dan menuju tempat menunggu angkot seperti biasa. Belum ada angkot yang lewat, tapi motor yang tidak aku kenal berhenti di depanku, aku pikir ia tukang ojek, tapi kenapa kalau tukang ojek motornya Ninja RR? apa tidak ada kerjaan lain selain ngojek? Payah rakyat Inonesia sekarang. Ia membuka muali membuka helmnya dan turun dari motornya. Satu kata untuk cowok di depan ku ini, K-E-R-E-N! ini lebih keren dari apa yang aku bayangkan, tapi kenapa ia berhenti di sini?
"Lucia?"tanyanya padaku sih sepertinya, habis ia menyebut namaku.
"Ya, kamu siapa?"tanyaku heran.
"Nama gue Dan, salam kenal ya."ucapnya sambil tersenyum.
Sok kenal banget sih cowok ini, batinku. Tunggu dulu, dia tau dari mana namaku? apa tujuannya menemuiku? Hey, dia mengenakan seragam sekolahku, waaah bencana apa lagi yang kau kirimkan padaku Tuhaan.
Aku menatapnya dengan penuh curiga.
"Santay aja kali, gue bukan mau nyulik lo kok."
Kalau itu juga aku tau, memangnya penculik mana yang mau menculik cewek gembul macam aku?
"Kayaknya lo satu sekolah ya sama gue? bareng sama gue aja gimana?"
DAMN...untuk apa sih mengajakku berangkat bersama ke sekolah segala.
"Tidak, aku naik angkot saja."
"Udah deh, ayo naik."
Dia berhasil menarik tanganku dan mengajakku duduk di jok belakang motornya. Sejak kapan hidupku penuh kejutan begini? ah sudahlah, sudah kepalang tanggung, mau lompat juga tidak mungkin rasanya, motor ini tinggi sekali, bisa-bisa benjut kepalaku kalau aku nekat melompat.
*
Aku di turunkan di depan pintu masuk gedung sekolah, tepatnya pintu lobby. Ia melaju lagi menuju parkiran motor. Aku berjalan masuk dengan perlahan, tau-tau Dan itu sudah berada di sampingku. Aku rasa ia masih ada keturunan sama jin tomang kali, barusan ku lihat masih mengendarai motornya menuju tempat parkir, kini sudah berjalan di sampingku.
"Kelas berapa kamu?"tanyaku, memulai pembicaraan.
"masih kelas 11, gue di kelas 11B, kalo lo?"
Adik kelas? ah aku kan tidak populer, tau dari mana dia tentang aku? uuhh.
"Aku kelas 12, maaf ya aku duluan."kataku seraya berjalan dengan cepat menjauhi nya. Siapa sih dia?
*
"Lama nungguin gue?"
Itu kan, Dan sama... HAH?! Nadya, kok bisa? Emang dan itu siapanya Nadya?
"Lumayan."
"Maaf nih nona, gue harus merayu Lucia itu sekali lagi, agaknya dia masih belum percaya sama gue."
"Oh ya? Silahkan, aku hanya ingin mendengar kabar saja kok, aku duluan ya."
"hati-hati ya Nad, daaa"
Mereka sekongkol? pantas saja, aku juga sudah menduganya. Merayu ku? Coba saja kalau bisa, aku akan mematahkan lehernya. Nadya, kau main curang !!
*To Be Continued
From: +62857232380
Selamat pagi :-)
Oh tidaaaak, siapa lagi ini? Kenapa aku mendadak punya banyak penggemar rahasia?
To: +62857232380
Siapa nih?
Lima menit. Sepuluh menit. Tidak ada balasan, mungkin orang jahil. Sudahlah, aku harus berangkat sekolah pagi ini.
*
Aku mengambil satu lembar roti dan mengoleskannya dengan selai blueberry yang hmm yummy, di tambah dengan segelas susu, rasanya sangat nikmat. Lalu Ibu datang memberiku bekal makan untuk ku bawah ke sekolah, Ibu memang paling baik deh. Berhubung aku anak bungsu jadi aku harus sarapan seoarang diri, kakak laki-laki ku sedang sekolah di Jerman. Ayah sedang dinas ke luar kota, jadi sisanya aku sama Ibu di rumah.
"hayo cepat makannya, nanti terlambat."
"Iya bu, ini juga udah selesai kok."
Aku memasukan bekal ku ke dalam tas dan siap untuk berangkat.
"Berangkat dulu ya bu, Assalamualaikum."
"Iya, hati-hati ya Cia Waalaikumsalam."
Aku mulai berjalan ke luar rumah dan menuju tempat menunggu angkot seperti biasa. Belum ada angkot yang lewat, tapi motor yang tidak aku kenal berhenti di depanku, aku pikir ia tukang ojek, tapi kenapa kalau tukang ojek motornya Ninja RR? apa tidak ada kerjaan lain selain ngojek? Payah rakyat Inonesia sekarang. Ia membuka muali membuka helmnya dan turun dari motornya. Satu kata untuk cowok di depan ku ini, K-E-R-E-N! ini lebih keren dari apa yang aku bayangkan, tapi kenapa ia berhenti di sini?
"Lucia?"tanyanya padaku sih sepertinya, habis ia menyebut namaku.
"Ya, kamu siapa?"tanyaku heran.
"Nama gue Dan, salam kenal ya."ucapnya sambil tersenyum.
Sok kenal banget sih cowok ini, batinku. Tunggu dulu, dia tau dari mana namaku? apa tujuannya menemuiku? Hey, dia mengenakan seragam sekolahku, waaah bencana apa lagi yang kau kirimkan padaku Tuhaan.
Aku menatapnya dengan penuh curiga.
"Santay aja kali, gue bukan mau nyulik lo kok."
Kalau itu juga aku tau, memangnya penculik mana yang mau menculik cewek gembul macam aku?
"Kayaknya lo satu sekolah ya sama gue? bareng sama gue aja gimana?"
DAMN...untuk apa sih mengajakku berangkat bersama ke sekolah segala.
"Tidak, aku naik angkot saja."
"Udah deh, ayo naik."
Dia berhasil menarik tanganku dan mengajakku duduk di jok belakang motornya. Sejak kapan hidupku penuh kejutan begini? ah sudahlah, sudah kepalang tanggung, mau lompat juga tidak mungkin rasanya, motor ini tinggi sekali, bisa-bisa benjut kepalaku kalau aku nekat melompat.
*
Aku di turunkan di depan pintu masuk gedung sekolah, tepatnya pintu lobby. Ia melaju lagi menuju parkiran motor. Aku berjalan masuk dengan perlahan, tau-tau Dan itu sudah berada di sampingku. Aku rasa ia masih ada keturunan sama jin tomang kali, barusan ku lihat masih mengendarai motornya menuju tempat parkir, kini sudah berjalan di sampingku.
"Kelas berapa kamu?"tanyaku, memulai pembicaraan.
"masih kelas 11, gue di kelas 11B, kalo lo?"
Adik kelas? ah aku kan tidak populer, tau dari mana dia tentang aku? uuhh.
"Aku kelas 12, maaf ya aku duluan."kataku seraya berjalan dengan cepat menjauhi nya. Siapa sih dia?
*
"Lama nungguin gue?"
Itu kan, Dan sama... HAH?! Nadya, kok bisa? Emang dan itu siapanya Nadya?
"Lumayan."
"Maaf nih nona, gue harus merayu Lucia itu sekali lagi, agaknya dia masih belum percaya sama gue."
"Oh ya? Silahkan, aku hanya ingin mendengar kabar saja kok, aku duluan ya."
"hati-hati ya Nad, daaa"
Mereka sekongkol? pantas saja, aku juga sudah menduganya. Merayu ku? Coba saja kalau bisa, aku akan mematahkan lehernya. Nadya, kau main curang !!
*To Be Continued
Komentar
Posting Komentar